• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 16 Mei 2024

Daerah

Memaknai Maulid Nabi dengan Meneladani Sifat Rasulullah 

Memaknai Maulid Nabi dengan Meneladani Sifat Rasulullah 
Pembina Yayasan Baitul Ihsan Nusantara Kiai Hasan Syadizili Ihsan (Foto: NU Online Jabar)
Pembina Yayasan Baitul Ihsan Nusantara Kiai Hasan Syadizili Ihsan (Foto: NU Online Jabar)

Kabupaten Bogor, NU Online Jabar 
Pembina Yayasan Baitul Ihsan Nusantara Kiai Hasan Syadizili Ihsan dalam pengajian kitab kuning Khulasoh Nurul Yaqin di Aula Gedung Yayasan Baitul Ihsan Nusantara pada, Selasa (19/10) menjelaskan tentang pemaknaan maulid Nabi Muhammad SAW. Ia mengatakan, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW hendaknya dimaknai dengan meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah SAW. 

“Rasul Allah yang mulia ini dikenal memiliki akhlak yang luhur, baik kepada sesama manusia maupun kepada makhluk Tuhan lainnya, seperti hewan dan tumbuhan," ujar penasehat NU Citayam ini.

Allah SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat 125:

ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik”.

Ia mengajak masyarakat untuk mencintai Rasulullah dengan beragam cara. Salah satunya sebagaimana yang sudah menjadi tradisi di Indonesia seperti peringatan maulid nabi, selametan, tujuh bulanan, dan tradisi baik lainnya dan dilakukan dengan cara yang baik pula. 

“Amar Ma'ruf bil Ma'ruf, nahi Munkar bil Ma'ruf, mengajak kebaikan dengan cara baik, dan mencegah kemungkaran dengan cara baik pula,” tuturnya. 

Ustadz Musa Kadzhim al-Hafidz menambahkan, dalam kitab Khulasoh Nurul Yaqin yang memuat tentang sejarah nabi Muhammad SAW secara ringkas dijelaskan bahwa Rasulullah SAW adalah utusan Allah yang diutus kepada sekalian manusia, yang membawa agama Islam, berasal dari keturunan yang mulia, dan terjaga dari dosa (ma’shum).

“Muatan rukun iman hakikatnya kita harus mengakui dan mengimani dengan seyakin-yakinnya Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir, juga beliau diutus untuk seluruh umat manusia, dan berasal dari keturunan yang sangat mulia, terjaga serta Ma'shum (terjaga dari dosa),” ujar Kiai lulusan Pondok Pesantren Al-Musthafa itu. 

Pengajian tersebut merupakan rangkaian kegiatan acara untuk menyambut Hari Santri Nasional 2021 yang diselenggaran oleh warga nahdliyin Citayam Desa Ragajaya, Bojonggede, Kabupaten Bogor. 

Selain warga Citayam, pengajian tersebut juga dihadiri Ketua PAC Pergunu Kecamatan Bojonggede Ustadz Muhammad, Fatayat, Muslimat, Rijalul Ansor Citayam, GP Ansor, Banser, IPNU dan IPPNU Citayam.

Pengajian dimulai dengan khotmil Qur'an, pembacaan kitab maulid Simtuddurrar, dzikir Istighotsah, tahlil untuk muassis nahdliyin dan selesai dengan pembagian makanan yang disebut dengan Paros atau Besek.

Pewarta: Zahra Fitriyah
Editor: Agung Gumelar


Daerah Terbaru