• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 6 Mei 2024

Daerah

Kopi Dewe, Nama Dari Habib Husein Bin Luthfi Bin Yahya Produk LPNU Mustikajaya

Kopi Dewe, Nama Dari Habib Husein Bin Luthfi Bin Yahya Produk LPNU Mustikajaya
Kopi Dewe (NU Online Jabar/Foto: Syamsul Badri Islamy
Kopi Dewe (NU Online Jabar/Foto: Syamsul Badri Islamy

Kota Bekasi, NU Online Jabar
Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, meluncurkan produk kopi dengan merk “Kopi Dewe”. Pemberi nama tersebut adalah Habib Husein, putra Habib Luthfi bin Yahya.

“Waktu itu kami bertemu Habib Husein putra Habib Luthfi di Luar Batang, lalu kami menyampaikan maksud minta nama buat produk kopi. Habib Husein kemudian istikharah dan dapat nama Kopi Dewe,” ujar Ketua LPNU Mustikajaya Ustadz Budi Sofian.

Produk yang baru berumur sebulan itu bisa diorder lewat maretplace dengan keyword “Kopi Dewe”, lewat Instagram, atau MWCNU Mustikajaya. Saat ini Budi tengah fokus membangun branding, dengan banyak melakukan promo dan tester.

Pria kelahiran Bogor 58 tahun lalu itu mengatakan, Kopi Dewe memiliki varian yang lengkap; arabica dan robusta. Juga diolah menjadi tiga varian kematangan; llight rose medium, dan Italian

Ia menyarankan tingkat kematangan medium untuk penikmat kopi baru dan italian buat penggila kopi. Menurut Budi, pada dasarnya rasa kopi yang berasal dari berbagai daerah sama, yang membedakan adalah pengolahan dan penyajiannya.

“Stok kopi kami ada yang biji ada yang bubuk, yang berasal dari berbagai daerah; Gayo ada, Sidikalang ada, Dampit ada, Bali ada, Ciwidey ada, Lampung ada. Lengkap,” ungkap Budi di sekretariat MWCNU Mustikajaya, Minggu (6/12).

Budi menjual “Kopi Dewe” dengan berbagai ukuran kemasan: 1 kg (harga Rp75 ribu), 500 gr (harga Rp45 ribu), 200 gr (harga Rp23 ribu), dan 100 gr (harga Rp12 ribu). Ada juga kemasan sachet seharga Rp 2 ribu dan kopi biji.

Jemaah pengajian Kliwonan di Pekalongan itu mengungkapkan, ada tiga strategi penjualan “Kopi Dewe”, yaitu berbasis komunitas, mendirikan kedai/ kafe, dan menjualnya di marketplace.

Strategi yang terakhir cukup berhasil bila berkaca pada program LPNU Mustikajaya sebelumnya, yaitu sembako murah, yang dijual paketan secara online di https://m-sembakolpnu.com/ dan lewat bazar.

“Kalau kata Syekh Ihsan Jampes, minum kopi itu manfaatnya ada lima; membangkitkan semangat, melancarkan pencernaan, menghilangkan dahak, memperbaiki pernapasan, membantu tercapainya tujuan,” ujarnya.

Ustadz Budi berharap berbagai terobosan LPNU Mustikajaya dapat memberikan kontribusi terhadap program-program di MWCNU. Menurutnya, mayoritas warga NU suka ngopi, kenapa tidak bikin produk kopi sendiri?

Pewarta: Syamsul Badri Islamy
Editor: Muhyiddin


Editor:

Daerah Terbaru