Aktivis Muda NU Kota Tasikmalaya Pertanyakan Keseriusan Pemkot Tangani Penyebaran Covid-19
Sabtu, 5 Desember 2020 | 13:00 WIB
Kota Tasikmalaya, NU Online Jabar
Menyoroti pernyataan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan, yang menyatakan bahwa kenaikan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 saat ini didominasi dari klaster pesantren yang dimuat radartasikmalaya.com, Opik mempertanyakan perhatian Pemkot terhadap pesantren mulai dari awal pandemi, kemudian tiba-tiba kluster pesantren muncul.
"Kemarin kan ada juga kasus di instansi pemerintah, klaster keluarga juga. Tapi mayoritas dari klaster pesantren,” katanya seperti dikutip radartasikmalaya.com
“Ketidakseriusan pemerintah Kota Tasikmalaya dalam merespon wabah pandemi Covid-19 ini sudah terlihat dari awal penyebaran virus corona ke Kota Tasikmalaya,” ujar Aktivis Muda NU, Opik Taupikul Haq.
Ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah kota abai dalam upaya penanganan preventif. Pemkot lebih memilih meyelesaikan pengadaan perangkat teknis ketimbang memperhatikan kesejahteraan tenaga medis.
“Perhatian Pemkot Tasikmalaya terhadap pesantren di masa pandemi nyaris nihil. Lalu ketika klaster pesantren muncul, pesantren malah diposisikan sebagai sumber mata rantai penularan covid-19. Hal ini jelas bagian dari upaya menyudutkan dan mendiskreditkan posisi pesantren. Seolah pesantren sebagai sumber penyebaran corona paling aktif,” terang Opik
“Padahal justru sebaliknya, Pemkot tidak hadir di pondok pesantren saat wabah mulai menyebar ke pesantren. Tentu sangat disesalkan upaya cuci tangan yang dilontarkan oleh pejabat publik tersebut tidak bisa dibenarkan, baik dari sisi etika kerja maupun sebagai pengendali penyebaran covid 19 di kota tercinta Kota Tasikmalaya,” tandasnya.
Sementara itu, Kasatkorcab Banser Kota Tasikmalaya, Wahid sangat menyesalkan pernyataan Sekda bahwa peningkatan Covid-19 di Kota Tasikmalaya didominasi klaster pondok pesantren
“Pernyataan beliau kurang tepat, seharusnya introspeksi diri, apakah Pemkot hadir di saat pandemi Covid-19 ini ke pondok pesantren?,” Wahid mempertanyakan.
"Ini bukti bahwa Pemkot Tasikmalaya tidak perduli kepada Pondok Pesantren, kalau saja Pemkot peduli saya yakin klaster pondok pesantren di Kota Tasikmalaya bisa diminimalisir bahkan tidak ada dengan tindakan pencegahan maksimal," ungkapnya.
Berdasarkan data Dinas kesehatan Kota Tasik hingga hari Kamis, total terkonfirmasi positif berjumlah 1.000 kasus, dimana pada hari kamis saja ada penambahan sebanyak 255 warga terkonfirmasi positif covid-19.
Pewarta: Ilham
Editor: Muhyiddin
Terpopuler
1
Bangkitkan Semangat Wirausaha, Talk Show di Cirebon Ajak Perempuan Muda Jadi Pelaku Ekonomi Mandiri
2
Pelatih Timnas U-23 Panggil 30 Pemain Ikuti TC di Jakarta Jelang Asean Mandiri Cup 2025, Ini Daftarnya
3
PBNU Serukan Penghentian Perang Iran-Israel, Dorong Jalur Diplomasi
4
54 Rumah Rusak Berat, Pemerintah bersama LPBINU dan LAZISNU Jabar Gerak Cepat Serahkan Bantuan ke Korban Pergeseran Tanah di Purwakarta
5
Kuota Haji 2026 Baru Akan Diumumkan pada 10 Juli 2025, Kemenag Masih Tunggu Kepastian
6
Koleksi Manuskrip Warisan Ulama Sunda, KH Enden Ahmad Muhibbuddin Jadi Rujukan Tim Peneliti Naskah Nusantara
Terkini
Lihat Semua