• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Daerah

LIPSUS COVID-19

Ketua PCNU Garut Ajengan Atjeng Wahid: Maskermu Menjadi Penolak dan Pencegah Covid-19

Ketua PCNU Garut Ajengan Atjeng Wahid: Maskermu Menjadi Penolak dan Pencegah Covid-19
Ketua PCNU Garut, Ajengan Atjeng Wahid (NU Online Jabar/Foto: Salim)
Ketua PCNU Garut, Ajengan Atjeng Wahid (NU Online Jabar/Foto: Salim)

Garut, NU Online Jabar
Sejak diumumkannya Kabupaten Garut sebagai zona merah oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat pada hari Senin, 7 Desember 2020, tingkat kewaspadaan masyarakat harus ditingkatkan dengan menerapkan protokol kesehatan. 

Hingga kemarin Kamis, 10 Desember 2020 total ada 2.397 kasus positif COVID-19 di Garut, dengan rincian 2 kasus aktif yang menjalani isolasi mandiri, 971 kasus aktif yang menjalani isolasi di RS, 1.363 kasus sembuh serta 61 kasus meninggal dunia sebagaimana yang dilansir dari detik.com

Menyikapi hal tersebut, Jajaran PCNU mengambil sikap tegas dengan mengintruksikan kepada semua pengurus PCNU, MWC, BANOM dan Ranting NU melalui surat Intruksi nomor: 064/PC/A.II/D.21/XII/2020 pada tanggal 24 Robiul akhir 1441 H / 9 Desember 2020 M, agar tidak melaksanakan kegiatan yang menyebabkan kerumunan orang banyak. 

DI tempat yang berbeda, Ketua Tanfidziyah PCNU Garut sekaligus sesepuh Pondok Pesantren Salaman Fauzan 3 KH Atjeng Abdul Wahid, menghimbau kepada Nahdliyin agar melaksanakan protokol kesehatan dengan tetap menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun sebagai bentuk ikhtiar dalam mencegah dan menghindari penyebaran Covid- 19.

"Kami menghimbau agar warga Nahdliyin, umumnya semua masyarakat Garut selalu melaksanakan protokol kesehatan dengan tetap menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun sebagai bentuk ikhtiar dalam mencegah dan menghindari penyebaran Covid- 19," tuturnya

Selain itu, KH Atjeng Wahid juga berharap agar adanya perhatian khusus dari pemerintah bagi Pondok Pesantren yang menjadi pusat kegiatan masyarakat, karena Pesantren menjadi tempat kegiatan segala aktifitas keagamaan, baik pembelajaran bagi santri, madrasah, majlis taklim, dan kegiatan keagamaan lainnya.

Kami pun melaksanakan berbagai upaya dalam mencegah penyebaran Covid-19 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan kemampuan Pesantren. 

"Bagi santri yang berasal dari zona merah kami isolasi selama 14 hari ditempat khusus sebelum mereka bergaul dengan santri lain. Bahkan pengajian mingguan sudah 9 bulan ini kami tidak laksanakan karena dikhawatirkan menjadi kluster baru di pesantren." Tutupnya

Pewarta: Muhammad Salim
Editor: Muhyiddin


Editor:

Daerah Terbaru