• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Daerah

Ketua Fopulis Randi Sulaeman: Toleransi Beragama adalah Penegakan HAM

Ketua Fopulis Randi Sulaeman: Toleransi Beragama adalah Penegakan HAM
Ketua Fopulis Randi Sulaeman. (Dok. Pribadi)
Ketua Fopulis Randi Sulaeman. (Dok. Pribadi)

Sukabumi, NU Online Jabar
Ketua Forum Pemuda Lintas Iman Sukabumi (Fopulis) Randi Sulaeman, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan toleransi dalam beragama dan berkeyakinan sebagai bentuk penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Selama bergerak melalui Fopulis, menurut Randi, di Sukabumi tidak pernah menemukan sikap intoleran yang berlebihan. Hal itu dibuktikan dengan hadirnya organisasi lintas iman di kalangan pemuda serta semua unsur keagamaan yang bisa saling bergandeng tangan. 
"Kita harus mengartikan toleransi sebagai sikap aktif untuk saling menghargai, saling menghormati dan saling simpati dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Randi kepada NU Online Jabar pada Kamis (10/12). “Agar tidak ada diskriminasi dalam berbagai hal, khususnya dalam konteks berkeyakinan. Untuk sekitar Sukabumi, saya bersyukur hubungan umat Islam dan agama lain masih tetap harmonis," lanjutnya.

Dalam UUD 1945, sambung Randi, dijelaskan bahwa tujuan bangsa Indonesia mengerucut pada konteks kehidupan yang penuh toleran, tanpa diskriminasi, untuk membangun peradaban manusia yang lebih baik. 

"Di alinea ke empat pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa tujuan bangsa Indonesia ada empat. Yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan perdamaian dunia,” jelas Randi.

Ia juga berpendapat, keadaan masa pandemi ini telah membuat krisis di seluruh dunia, dalam berbagai bidang, termasuk di Indonesia. Seluruh komponen masyarakat harus berjuang bersama untuk memulihkan keadaan dan mampu melepaskan diri dari krisis yang terjadi tanpa melihat perbedaan.

"Kita bisa bangkit kembali dalam krisis yang sedang terjadi, bahkan lebih baik dari sebelumnya dengan meningkatkan toleransi dalam berbangsa dan bernegara. Bangun bersama tanpa membeda-bedakan, memperkuat persatuan dan kesatuan," paparnya.

Ia juga berharap,  semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang sudah ada di Nusantara ini tetap menjadi semangat persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan penegakan HAM. 

"Kita ini anak bangsa Indonesia, semboyannya Bhineka Tunggal Ika. Kalau ada orang tidak suka perbedaan, ya, jangan mengaku pewaris bangsa Indonesia yang plural ini. Semoga kita bisa pulih bersama-sama tanpa diskriminasi," pungkasnya.

Pewarta: Amus Mustaqim
Editor: Iip Yahya


Editor:

Daerah Terbaru