Ibu Garda Terdepan Tanggulangi COVID-19 di Lingkup Keluarga
Kota Bekasi, NU Online Jabar
Dalam memperingati Hari Ibu, Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kota Bekasi kembali menggelar webinar bertajuk “Ibu, Kunci Pertahanan Keluarga di Tengah Pandemi”, Minggu (27/12). Hadir sebagai narasumber Ibu Wiwiek Hargono, istri Wakil Wali Kota Bekasi.
Wiwiek menyampaikan bahwa keluarga adalah struktur terkecil di masyarakat yang apabila keluarga itu baik maka baik pula masyarakat dan bangsa kita. Dalam skala terkecilnya, keluarga, terutama ibu, memiliki peran yang signifikan dalam memutus rantai penularan COVID-19.
“Di masa pandemi seperti sekarang, ibu berfungsi sebagai menteri pertahanan, menteri kesehatan, menteri keuangan, menteri agama, dan fungsi-fungsi lainnya. Saya sebut menteri pertahanan karena kita sedang berperang melawan musuh yang tidak terlihat, yaitu COVID-19,” ungkapnya.
Sebagai ‘menteri keuangan’, lanjut Wiwiek, ibu juga memiliki peran mengatur pengeluaran agar keluarga bisa bertahan di masa krisis. Sebagai ‘menteri kesehatan’, ibu berperan selalu mengingatkan anggota keluarganya untuk menjaga protokol kesehatan. Dan sebagai ‘menteri agama’, ibu selalu mengajak keluarganya untuk terus berdoa dan tawakal kepada Allah SWT.
Untuk mendukung beban berat tugas seorang ibu, Wiwiek mengajak peserta webinar agar kooperatif dalam menerapkan 3 M. Sebab profesionalisme hakikatnya tidak hanya saat kita bekerja, tetapi juga saat kita memerankan fungsi keluarga.
“Kalau ada anggota yang sakit, ibu yang paling repot. Ibu dituntut untuk menjaga kesehatan dirinya sendiri, sebelum memastikan kesehatan anggota keluarga. Ibu juga mesti bisa memberi contoh, dan ingat, menjadi teladan itu tidak gampang,” ujar Wiwiek.
Ketua LKNU Kota Bekasi Wildan Fathurahman menambahkan, lembaga yang ia pimpin telah melakukan tindakan preventif dan promotif selama masa pandemi COVID-19. Mulai dari penyemprotan disinfektan, sosialisasi di berbagai komunitas masyarakat, hingga pembagian masker dan hand sanitizer.
Pewarta: Syamsul Badri Islamy
Editor: Muhyiddin
