• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 28 Maret 2024

Daerah

Dakwah Bil Qur'an, Cara JRA LDNU Membumikan Aswaja di Sumedang

Dakwah Bil Qur'an, Cara JRA LDNU Membumikan Aswaja di Sumedang
Kegiatan ruqyah massal JRA Sumedang di MWC Cimanggung (Foto: JRA Sumedang)
Kegiatan ruqyah massal JRA Sumedang di MWC Cimanggung (Foto: JRA Sumedang)

Sumedang, NU Online Jabar
Apa yang terlintas dipikiran Anda ketika disebut nama Sumedang? Mungkin tahu dan ubi Cilembu segera menyergap ingatan. Selain ada Kampus besar ITB, Unpad, IPDN, IKOPIN, Univ Winaya Mukti, Sumedang juga adalah rumah bagi komunitas besar warga Ahlusunnah wal Jamaah Nahdlatul Ulama. 

NU Sumedang tidak bisa dipisahkan dari nama besar Mama Syatibi atau KH Raden Muhamad Syatibi. Kyai kharismatik keturunan Raja Sumedang Larang. Mama Syatibi adalah kakek dari Bupati Doni Ahmad Munir dan Sekretaris PCNU Ayi Subhan Hafas. Ia mendapat perintah dari gurunya Mama Ajengan Sukamiskin, untuk berdakwah, mengajar, dan mendirikan NU di Sumedang. 

Perjuangan Mama Syatibi sukses besar. Hampir semua kampung di Sumedang ada pondok pesantren, madrasah, masjid, dan majelis taklim yang mengajarkan pendidikan Islam beraqidah Aswaja An-Nahdliyyah. Dakwah Mama Syatibi menjadi inspirasi bagi kaum cendekiawan dan santri untuk belajar agama Islam baik di pesantren atau Majlis Taklim. 

Ketua LDNU Sumedang KH Ade Aam Khoeruman menyadari ada banyak ‘serangan' yang ditujukan kepada warga NU dalam perjalanan dakwahnya. 

“Kami tidak pernah menganggap pihak yang menyerang atau mengkritik itu adalah musuh. Kami menganggapnya sebagai saudara sesama Islam yang kurang literasi, korban dari hoaks dan fitnah yang tidak berdasar,” ujar Kiai Ade. “Kami menjawabnya dengan khazanah keilmuan dan literatur yang memadai,” lanjutnya. 

Menurut Kiai Ade, ia mengajak semua pihak termasuk di lingkungan NU Sumedang untuk bersinergi membumikan dan membentengi Aswaja An-Nahdliyyah. 

Tokoh pemuda di Sumedang Barat Kyai Jajat Sudrajat, menyatakan ikut merasakan adanya serangan. Menurutnya, di wilayah Sumedang Barat yang meliputi Cimanggung, Jatinangor, Tanjungsari, Pamulihan, memang ada pihak-pihak yang secara sengaja menyerang dan mendeskriditkan amaliah NU. 

“Tidak sedikit dari dari warga Nu sendiri yang termakan hoaks dan fitnah yang bertebaran di media sosial,“ ujar Sekretaris LDNU Sumedang itu. “Di sinilah peran kita menjelaskan, mengedukasi umat soal ajaran Islam Ahlisunnah wal Jama’ah an- Nahdliyah,” sambungnya.

Menanggapi hal itu, Ketua JRA Sumedang Tb Zul Natanegara, siap untuk berperan aktif, menjalin sinergi dan silaturahim ke semua pihak untuk membumikan Aswaja An Nahdliyyah. 

"JRA sebagai sayap dakwah LDNU, siap bersama-sama membentengi Aswaja An-Nahdliyyah,” tegasnya. “Sebagai warga NU, praktisi JRA, siap berkhidmat untuk warga nahdliyin dan masyarakat secara keseluruhan. Salah satu upaya kami adalah kegiatan ruqyah massal dan pengobatan Thibbunnabawi, agar kita semua sehat waras lahir dan batin," ujar Tb Zul. 

Menurutnya, JRA komitmen berdakwah bil quran ala Aswaja An-Nahdliyyah. “Kami mulai kerjasama dengan MWC Cimanggung, seterusnya dengan MWC Jatinangor, Tanjungsari, Pamulihan, Sumedang Kota, dan nantinya semua desa di Sumedang,” papar Tb Zul.
 
Pewara: Acep Nurodin (JRA Sumedang)
Editor: Agung Gumelar


Daerah Terbaru