Hadiri Halaqoh Kebangsaan di Ponpes Nurul Azka Cianjur, Kiai Sudarto Ungkap Peran Ulama dalam Perjuangkan Negara
Jumat, 11 Oktober 2024 | 08:00 WIB
Cianjur, NU Online Jabar
Pondok Pesantren Nurul Azka Cianjur menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Berbeda dari biasanya, peringatan momentum lahirnya Nabi terakhir ini, dikemas dengan Halaqoh Kebangsaan, menghadirkan sosok penting dalam dunia pendidikan Nahdliyin, yakni ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama DKI Jakarta, KH. Sudarto, pada Kamis (10/10) di Aula SMK IT Nurul Azka Cianjur.
Dalam pidatonya, Kiai Sudarto menekankan agar Maulid Nabi tidak hanya jadi peringatan rutinitas seremonila, akan tetapi harus mampu memetik pelajaran penting dari setiap perjuangan Rasul dalam mensyiarkn ajaran islam. Seperti yang ia contohkan dari warisan perjuangannya itu, yakni mengembangkan Islam di seluruh penjuru dunia.
"Kita sebagai pewarisnya harus mampu mengambil pelajaran dari setiap jejak langkah Nabi Muhammad SAW. Beliau berdakwah melalui berbagai bidang salah satunya yakni pendidikan," papar pria yang juga menjabat sebagai Bendahara Umum Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA PMII) itu.
Selian itu, di hadapan ratusan santri dan satri Nurul Azka iya meyakinkan bahwa Indonesia Emas pada 2045 akan diperankan oleh anak anak muda yang saat ini belajar penuh ketekunan. Menurutnya Nabi saja bermula dari perintah baca "Iqra" untuk mengungkap rahasia semesta ini.
"Karenaitu, seperti yang dicontohkan oleh beliau (Ahmad Yusup) sebagai pimpinan sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Nurul Azka, kita yakin bisa mecetak sumber daya berkualitas," katanya.
"Indonesia emas 2045 adalah masanya kalian anak didik yang ada hari ini belajar di pendidikan ini, tapi dengan catatan belajarnya yang tekun. Ini aka terbukti 15 hingga 20 tahun mendatang, sambungnya.
Ia pun mengajak kepada seluruh hadirin untuk menjadi pewaris perjuangan Rasulullah melalui "Iqro" semangat membaca yang ia maksudkan sebagai spirit untuk terus belajar.
Selian itu, dalam Halaqoh yang mengusung tema "Peran Kiai dalam Sejarah Nasionalisme Indonesia" itu, Kiai Sudarto memastikan bahwa kiai berperan di berbagai lini untuk memperjuangka kemerdekaan Indonesia.
Salah satunya kata dia, melaui jalur pendidikan. Ia membuktikan usia pondok pesantren di Indonesia banyak yang melebihi dari usia Republik ini. Itu artinya peran kiai dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan, mencerdaskan kehidupan sudah jauh lebih dulu.
Peran kiai dalam perjuangan bangsa ini, mempunyai peran yang sangat besar, sangat kuat, dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan berbagai macam cara.
Melalui jalur pendidikan, pondok pesantren. Usia negara baru 79, sementata pondok pesantren ada yg berusia ratusan tahun. Dari sinilah bisa dilacak peran kiai dalam mempertahankan negara kesatuan.
Berjuang melalui jalur organisasi, kita bisa mempunyai kesamaan pandangan. Sehingga tujuan yang ingin dicapai dengan cara menggalang kekuatn bisa mencapai kemerdekaan. Seperti KH. Ahmad Dhlan mendirikan Muhammadiyah pada tahun 1912, kemudian KH Hasyim Asy'ari mendirikan NU pada tahun 1926.
Karena itu, ia mengajak ruang organisasi harus dijadikan sebagai wadah perjuagan. "Makanya di sekolah OSIS-nya harus aktif, pramuka harus aktif. Bentuk komisariat IPNU-IPPNU. Untuk apa? Untuk mempersiapkan generasi pemimpin di masa datang," tandasnya.
Terpopuler
1
Resmi Dilantik, Lasqi Majalengka Siap Gairahkan Seni Qasidah dari Desa hingga Nasional
2
Hasil Drawing Piala AFF U-23 2025, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Malaysia
3
Sebanyak 73 Peserta Berkumpul di Gedung SMP Ma'arif NU Nurul Hikmah Ikuti Makesta II IPNU-IPPNU Cipaku
4
Khutbah Idul Adha Basa Sunda: Kurban Janten Wujud Kapatuhan sarta Tarekah Keur Ngadeketkeun Diri ka Alloh
5
Seluruh Jamaah Indonesia Telah Tiba di Tanah Suci, Masuki Masa Persiapan Jelang Puncak Haji
6
Gelaran Khatmil Qur'an Jadi Cara SMP Fauzaniyyah Garut Warnai Syukuran Kelulusan Santri dan Siswa
Terkini
Lihat Semua