Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Ubudiyah

Silaturahim Kepada Kedua Orang Tua dan Saudara yang Beda Agama

Silaturahim Kepada Kedua Orang Tua dan Saudara yang Beda Agama

Sambil duduk duduk nunggu jama'ah fatayat di Majid desa yang jauh sekali dari keramaian, menyempatkan   membaca Shahih Al-Bukhori. Mata kemudian tertuju pada dua hadits;


Pertama: Bab Shilatu Al Walid Al Musyrik yaitu bab tentang silaturrahim kepada orang tua yang musyrik.


Baca Juga:
Inilah Doa Sebelum Coblos Surat Suara yang Diijazahkan oleh Gus Mus


Dikisahkan bahwa Asma binti Abi Bakar kedatangan Ibunya yang masih beda Agama. Asma' kemudian bertanya kepada Nabi, ya Rasulullah bolehkah saya bersilaturrahim kepada ibuku? Rasulullah menjawab "iya boleh".


Sejenak setelah itu turunlah ayat 8 surat Al Mumtahanah "Allah tidak mencegahmu untuk berbuat baik dan berbagi kepada orang orang yang tidak memerangimu dalam agama dan mengusirmu dari negeri-negerimu".


Jawaban Rasulullah yang membolehkan anak bersilaturrahim dengan kedua orang tuanya mendapatkan restu dari Allah dengan turunnya ayat 8 surat Al Mumtahanah.


Baca Juga:
Menakar Ongkos dan Lama Pemilu 2024


Kedua: Bab Shilatu Al akhi Al Musyrik, bab tentang silaturrahim terhadap saudara yang musrik. Hadits ini mengkisahkan bahwa sayyidina Umar mengirim pakean kepada saudaranya yang berbeda agama.


Kedua hadis ini mengajarkan bahwa perbedaan agama tidak boleh memutuskan hubungan kekerabatan, sebaliknya justru menganjurkan untuk berbuat baik dan berbagi.


KH Imam Nakha'i, salah seorang Wakil Ketua LBM PBNU

Editor: M. Rizqy Fauzi

Artikel Terkait