Ibadah haji merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu dan menjadi rukun Islam kelima. Namun, kemampuan dalam menunaikan ibadah haji bukan hanya soal finansial. Banyak orang yang secara materi tergolong mampu, tetapi belum juga bisa menunaikan ibadah tersebut karena berbagai kendala seperti belum ada itikad, aturan, sakit, atau bahkan meninggal dunia sebelum berangkat. Semua itu merupakan skenario dari Allah Swt kepada hamba-Nya.
Sebaliknya, banyak pula orang yang berpenghasilan rendah namun mampu menunaikan ibadah haji karena tekadnya yang kuat, seperti dengan menabung selama bertahun-tahun. Artinya, setiap hamba punya kesempatan untuk berhaji, tergantung pada kemauan dan ikhtiarnya.
Bagi yang belum berkesempatan menunaikan ibadah haji, Islam memberikan kabar gembira. Ada beberapa amalan yang jika dilakukan dengan penuh keikhlasan dan konsistensi, dapat mendatangkan pahala setara ibadah haji dan umrah. Berikut tiga amalan utama tersebut:
1. Konsisten Shalat Jamaah Lima Waktu di Masjid dan Shalat Dhuha
Shalat berjamaah di masjid memiliki keutamaan besar. Selain pahala yang dilipatgandakan hingga 27 kali lipat, shalat berjamaah lima waktu di masjid yang dilakukan secara konsisten disebutkan mendapat pahala seperti ibadah haji. Sementara itu, shalat dhuha yang dikerjakan di masjid mendapat pahala seperti ibadah umrah.
Hal ini sebagaimana hadits dari Abu Umamah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
من خرج من بيته متطهرا إلى صلاة مكتوبة فأجره كأجر الحاج المحرم، ومن خرج إلى تسبيح الضحى لا ينصبه إلا إياه فأجره كأجر المعتمر
Artinya, “Siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk menunaikan shalat fardhu akan diberikan pahala ibadah haji. Sementara orang yang keluar rumah untuk mengerjakan shalat dhuha dan tidak ada tujuan lain selain itu, maka akan diberikan pahala umrah,” (HR Abu Daud).
2. Zikir Setelah Shalat Subuh hingga Terbit Matahari, Lalu Shalat Dua Rakaat
Amalan kedua yang berpahala setara haji dan umrah adalah berzikir setelah shalat subuh berjamaah hingga terbit matahari, lalu melaksanakan shalat sunnah dua rakaat.
Dalam hadits dari Anas disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
من صلى الغداة في جماعة ثم قعد يذكر الله حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتين كانت له كأجر حجة وعمرة
Artinya, "Siapa yang mengerjakan shalat subuh berjemaah, kemudian dia tetap duduk sambil dzikir sampai terbit matahari dan setelah itu mengerjakan shalat dua rakaat, maka akan diberikan pahala haji dan umrah,” (HR At-Tirmidzi).
Ali Mula Al-Qari dalam Mirqatul Mafatih menjelaskan bahwa zikir yang dimaksud dalam hadits ini tidak terbatas pada lafaz-lafaz dzikir, tetapi juga termasuk thawaf bagi yang berada di Masjidil Haram, serta menghadiri majelis ilmu dan majelis agama.
Waktu terbaik untuk shalat dua rakaat ini adalah setelah matahari terbit setinggi tombak, atau sekitar 15 menit setelah terbit matahari. Shalat ini disebut juga shalat sunnah isyraq.
3. Pergi ke Masjid untuk Menuntut Ilmu atau Mengajarkan Kebaikan
Amalan ketiga yang pahalanya disamakan dengan haji adalah pergi ke masjid dengan niat untuk menuntut ilmu atau mengajarkan kebaikan.
Sebagaimana hadits dari Abu Umamah, Rasulullah ﷺ bersabda:
من غدا إلى المسجد لايريد إلا أن يتعلم خيرا أو يعلمه، كان له كأجر حاج تاما حجته
Artinya, “Siapa yang berangkat ke masjid hanya untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya, diberikan pahala seperti pahala ibadah haji yang sempurna hajinya,” (HR At-Thabarani).
Catatan Penting
Meskipun ketiga amalan ini dijanjikan pahala seperti ibadah haji dan umrah, bukan berarti kewajiban menunaikan haji dan umrah menjadi gugur. Kewajiban itu tetap berlaku bagi setiap Muslim yang mampu.
Ganjaran besar dari amalan ini adalah bentuk motivasi (targhib) dari Allah dan Rasul-Nya, agar umat Islam tetap semangat dalam beramal, meskipun belum punya kesempatan menunaikan haji dan umrah ke Tanah Suci