Ada syair soal etika sebuah relasi
إِنَّ الكَريمَ الَّذي تَبَقى مَودَّتُهُ
وَيَحفَظُ السِرَّ إِن صافى وَإِن صَرَما
Baca Juga
Makna Merdeka
“Sesungguhnya orang yang mulia adalah dia yang tetap menjaga kasih sayangnya (persahabatan), dan menjaga rahasia baik saat ia berada dalam hubungan yang harmonis maupun ketika hubungan itu terputus.”
Syair ini tentang karakteristik orang yang mulia (al-karim). Orang yang mulia disebutkan sebagai seseorang yang terus menjaga hubungan baik dan tetap menjaga rahasia orang lain, bahkan ketika hubungan dengan orang tersebut sudah tidak baik atau sudah berakhir.
Ini menunjukkan bahwa orang yang mulia itu tidak hanya baik dan dapat dipercaya ketika hubungan sedang baik, tetapi juga tetap menjaga kehormatan dan kepercayaan meskipun hubungan tersebut sudah retak atau berakhir. Syair ini mengajarkan tentang pentingnya kesetiaan, integritas, dan menjaga kehormatan orang lain dalam setiap keadaan.
Seringkali kita temui dua orang yang akrab entah itu persahabatan, kolega atau bahkan dalam hubungan cinta, berbagi cerita hal-hal yang bersifat rahasia baik tentang mereka atau tentang orang lain. Namun ketika relasi diantara mereka retak atau berakhir, tiba-tiba semua cerita itu disebar ke orang lain atau dijadikan amunisi menyerang balik.
Dalam hubungan politik atau bahkan ormas mungkin kita mendapati hal ini sehingga berlaku pernyataan tak ada kawan atau lawan yang abadi. Yang dulu kawan bisa jadi lawan, begitu pula sebaliknya. Tapi dalam relasi personal kita pun sering mendapati hal yang sama. Kepercayaan yang diberikan saat masih akrab, tiba-tiba dikhianati begitu keakraban itu berakhir.
Dan parahnya orang lain cenderung percaya cerita atau kabar tersebut, mengingat dulunya mereka akrab atau berada dalam satu relasi.
“Lho yang cerita itu mantan sahabatnya/pasangannya/keluarganya sendiri, masak kita gak percaya”
Ya anda layak gak percaya karena jelas yang menceritakan itu orang yang khianat.
Rasul mengingatkan kita:
كَبُرَتْ خيانةً أن تُحدِّثَ أخاكَ حديثًا هوَ لكَ مصدِّقٌ و أنت لهُ كاذِبٌ
“Khianat terbesar itu kamu sebarkan kepada orang lain, yang dia percaya omonganmu, padahal kamu sedang berdusta”.
KH Nadirsyah Hosen, Dosen di Melbourne Law School, the University of Melbourne Australia