Opini

Kenapa Tuhan Tidak Menjelaskan Langsung Makna Kitab Suci?

Sabtu, 10 Agustus 2024 | 09:00 WIB

Kenapa Tuhan Tidak Menjelaskan Langsung Makna Kitab Suci?

(Ilustrasi: NU Online).

Dari penampilannya yang pakai turban, saya sudah bisa menebak bahwa supir uber yang membawa saya menuju Royal Exhibition Building tempat acara wisuda University of Melbourne itu dari agama Sikh. Baru saja saya duduk dia sudah bertanya apa saya dari Bangladesh?


Saya jawab dengan bertanya balik: “Do I look like from Bangladesh?”


Dia bilang dia lihat nama saya di aplikasi uber dan menduga saya dari sana.


Saya menggeleng: “No, I am originally from Indonesia.”


Rajan, nama dia, tiba-tiba langsung mengajak bicara soal agama. Sepanjang jalan saya dengar dia juga selalu melantunkan “berzikir” ala dia.


Dia kelihatan sangat religius.


“Saya selalu berdoa agar Tuhan mau turun ke bumi sekarang. Please God you have to come now”, dia memulai topik berat ini.


“Kenapa begitu?” tanya saya sambil ngecek hape. Saya tidak berharap ini akan jadi obrolan berat dan serius karena jarak tempuh ke tujuan juga cuma 12 menit.


Dia bilang: “Begitu banyak konflik di dunia ini gara-gara agama. Orang membunuh, merendahkan kehormatan orang lain, dan mengambil yang bukan haknya atas nama ajaran Tuhan yang mereka yakini. Saya bertanya-tanya apa Tuhan tidak merasa terganggu dengan ulah mereka yang mengatasnamakan Tuhan? Kenapa Tuhan mendiamkan mereka? Kenapa Tuhan tidak turun ke bumi?”


“Anda berharap Tuhan akan melakukan apa kalau Dia turun ke bumi seperti yang anda minta?” tanya saya mulai agak serius.


“Saya berharap Tuhan menjelaskan makna kitab suci yang benar itu seperti apa. Sekarang banyak orang salah paham dan salah tafsir karena kitab suci juga membuka ruang penafsiran yang berbeda. Akhirnya ajaran agama jadi rusak akibat beda tafsir. Tuhan seharusnya menghapus tafsir dan menegaskan apa makna kitab suci yang benar itu.”


Saya membenahi posisi duduk saya. Saya lalu beri dia komentar: “Bukankah kalau cuma ada satu agama, satu komunitas, dan satu pemahaman terhadap kitab suci, maka hidup ini tidak dinamis? Tuhan hendak menguji manusia dengan berbagai perbedaan yang ada termasuk perbedaan tafsir terhadap kitab suci. Tuhan memberi manusia akal untuk berpikir termasuk berpikir bagaimana memahami kitab suci dan mengaplikasikannya ke dalam kehidupan yang kompleks ini. Kalau semua makna yang benar telah Tuhan sendiri yang menjelaskan dengan turun ke Bumi seperti maunya anda tadi, lantas dimana ujian kehidupan ini? Tanpa ada ujian di dunia, bagaimana Tuhan nanti menentukan mana hambaNya yang layak diberi ganjaran atau hukuman di akhirat kelak?”


“Iya anda benar, saya tak menolak adanya perbedaan itu. Saya cuma kesal dengan mereka yang salah paham terhadap kitab suci dan melakukan berbagai tindakan yang bertentangan dengan spirit dan makna kitab suci,” jawab Rajan mulai melunak suaranya.


Saya lanjutkan komentar saya: “Seandainya Tuhan sudah jelaskan makna kitab suci yang sesungguhnya, apa anda yakin bahwa masalah di dunia ini akan selesai? Boleh jadi makna kitab suci sudah dijelaskan Tuhan, tapi politisasi kitab suci atau ajaran agama, dan berbagai kepentingan lainnya, akan terus mewarnai kehidupan kita. Bukan berarti masalah akan selesai kan dengan Tuhan turun ke bumi?!”


Rajan terdiam sebentar dan mengangguk. Dia lalu berhenti menurunkan saya karena saya sudah sampai di tujuan. Tuhan belum turun ke bumi, seperti yang dia minta, tapi saya sudah keburu harus turun duluan dari mobil dia.


Semoga obrolan dengan supir taksi online di Melbourne ini bisa memancing kita berpikir lebih jauh tentang makna kehadiran Tuhan dan tafsir terhadap kitab suci.


KH Nadirsyah Hosen, Dosen di Melbourne Law School, the University of Melbourne Australia