Ketua Pergunu Jabar Ajak Guru Sebarkan Nilai Moderasi Beragama
Rabu, 15 Mei 2024 | 18:35 WIB

Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Barat, Saepuloh saat menjadi narasumber Penggerak Moderasi Beragama Bagi Para Guru yang diselenggarakan Balai Diklat Keagamaan Kota Bandung, Rabu (15/5/2024). (Foto: NU Online Jabar/Ihsan)
Bandung, NU Online Jabar
Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Barat, Saepuloh mengajak peran serta guru dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan pendidikan dan kehidupan sehari-hari.
“Berdasarkan hasil penelitian SETARA Institute yang dirilis pada tanggal 29 Juli 2023, sebagian remaja pada kategori intoleran pasif bertransformasi menjadi intoleran aktif dari angka 2,4 persen di tahun 2016 menjadi 5 persen di tahun 2023,” kata Saepuloh saat menjadi narasumber Penggerak Moderasi Beragama Bagi Para Guru yang diselenggarakan Balai Diklat Keagamaan Kota Bandung, Rabu (15/5/2024).
“Demikian juga pada kategori terpapar, mengalami peningkatan dari 0,3 persen menjadi 0,6 persen,” sambungnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, kegiatan penggerak moderasi yang dilakukan oleh Balai Diklat Kemenag Kota Bandung ini diharapkan para guru bisa lebih memahami dan mengimplementasikan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di lembaga pendidikan.
Selain itu, para guru juga diharapkan menjadi agen perubahan dengan menyampaikan materi moderasi beragama kepada peserta didiknya, sehingga pemahaman dan penguatan moderasi beragama bisa menjadi salah satu langkah untuk mengurangi risiko terpaparnya peserta didik terhadap paham radikalisme di lembaga pendidikan.
“Kita sangat paham betul bahwa pendidikan mengajarkan kepada kita tentang bagaimana memanusiakan manusia, kita harus bisa lebih memahami dan menguatkan nilai-nilai kemanusiaan. Itu yang diharapkan di dunia pendidikan,” ucapnya.
Ia berharap dengan adanya pemahaman dan penyebaran nilai moderasi beragama kepada para peserta didik, para generasi penerus bangsa ini bisa saling menghargai perbedaan dan menjadi tonggak kedaulatan bangsa dan negara di masa depan.
Kontributor: Ihsan Maulan