• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Kuluwung

Kolom Buya Husein

Saat Layla Hendak Pulang

Saat Layla Hendak Pulang
Ilustrasi Layla Pulang. (Sumber: Freepik).
Ilustrasi Layla Pulang. (Sumber: Freepik).

Oleh: KH Husein Muhammad
Ada teman yang minta aku cerita lagi tentang Kepulangan Layla. Kekasih Majnun. Musim panas kembali tiba.  

Daun-daun berguguran diterjang angin kencang yang membawa panas. Taman-taman bunga tak lagi menebarkan aroma wangi bunga melati dan tak lagi merekahkan senyum dari bibir-bibir merahnya. Taman itu telah sepi dan sunyi. 

Saat itu rembulan di langit biru setapa setapak beringsut kembali ke titik bulan hilal. Layla diserang demam. Ia hanya bisa beristirahat di tempat tidurnya tanpa bisa ke mana-mana. Ia sangat merindukan kekasih hatinya, Qais. Bibirnya selalu mendesahkan nama Qais.

Layla seperti merasa malaikat Izrail akan segera datang menjemput dirinya. Ia ingin hanya bersama ibunya dan meminta tak ada orang lain masuk ke kamarnya. Ia ingin mengungkapkan seluruh isi hatinya kepada ibu yang mencintai dan yang dicintainya itu. 

Dengan suara yang pelan, lirih dan tersendat-sendat, ia mengatakan:

"Ibuku, lihatlah, cahaya wajahku telah memudar, dan menjadi pucat-pasi, tak lagi bercahaya. Lilin-lilin di mataku tampak muram dan akan segera padam. Duhai Ibuku tercinta, aku mohon engkau mendengarkan wasiatku, sebelum aku pulang esok atau lusa; bilamana aku mati, kenakan aku baju pengantin yang paling bagus. Jangan bungkus aku dengan kain kafan. Carilah kain berwarna merah muda, bagai darah segar seorang syahid (martir). Lalu riaslah wajah dan tubuhku secantik mungkin, bagaikan pengantin yang paling cantik di seluruh bumi. Alis dan bulu mataku ambillah dari debu yang melekat di kaki kekasihku, Qais. Dan jangan usapkan ke tubuhku minyak wangi kesturi atau minyak wangi apa pun. Usapkanlah dengan air mata Qais, kekasihku".     

Sang ibu mendengarkannya dengan sepenuh jiwa, sambil matanya mengembang basah dan menetes air deras. Layla masih meneruskan pesannya:

"Sesudah aku mengenakan baju pengantin itu dan menjadi sangat cantik dan anggun, aku akan menunggu Qais, sang pengembara yang luka itu datang,".

Usai mengucapkan semua itu, akhirnya Layla memejamkan matanya dan menghembuskan nafas terakhirnya. Wajahnya berbinar-binar, memancarkan cahaya dan bibirnya mengembangkan senyuman yang paling manis. Ia sangat yakin dirinya akan bertemu Qais dan menjadi pengantin di sampingnya, lalu menyatu dalam cinta tak terbatas.

Inna Lillah wa Inna ilaih Rajiun. Kita berasal dari-Nya, milik-Nya, dan kepada-Nya kita kembali. Kita pulang ke Asal.

Sumber: FB Husein Muhammad


Kuluwung Terbaru