Oleh Imam Gusmansyah
Perkenalkan nama saya Imam Gusmansyah. Saya dilahirkan dari keluarga biasa. Di sini saya ingin berbagi pengalaman ketika masuk Pesantren Al-Mahfudz Wates, Limbangan, Garut pada 2018.
Dari rumah, saya mempersiapkan bawa pakaian untuk masantren dan tidak lupa juga adrahi buat teman- teman. Saya pun langsung berangkat pukul 09:00. Pagi naik mobil kol buntung sama ayah saya dan berserta teman-teman saya yang pengen ikut. Tiba ke Pesantren Al- Mahfudz pukul 13:00.
Langsung saya mendaftarkan diri ke kantor. Sesudah memenuhi segala persyaratan, saya pun langsung pergi ke kobong sambil membawakan adrahi buat teman- teman.
Keesokannya, teman- teman mengajak saya memasak. Saya langsung disuruh sama ketua kobong untuk memasak. Di sini pesantrennya harus masak sendiri, tapi saya tidak bisa menolak.
Saya pun langsung bergegas ngambil kastrol untuk membersihkan berasnya dan sambil diisi air. Terus saya langsung pergi ke tungku dan menyalakan api dan saya masak.
Sementara teman yang lain berbelanja lauk pauk. Tiba-tiba teman saya menghampiri dan bertanya, apakah nasi udah matang apa belum.
"Udah," jawab saya.
Mereka kemudian memasak lauk-pauk, sementara saya langsung menyajikan nasi di daun pisang sambil menunggu. Saat lauk-pauk nya udah matang dan langsung disajikan, semuanya berkumpul. Terus kami makan bareng- bareng.
Nah, pada saat makan itulah, semuanya berteriak dan bertanya, kenapa nasinya meng-gigih (belum matang).
“Tadi perasaan udah matang,” jawab saya.
“Kenapa tak dicek dulu atuh,” protes mereka.
“Kan saya belum pernah masak nasi,” jawab saya.
“Yaudah tidak apa-apa, makan saja dari pada mubazir dibuang, mana udah lapar lagi,” kata ketua kobong.
Keesokan harinya, saya belajar masak nasi dengan sangat teliti, tidak seperti kemarin. Dan, alhamdulillah berhasil.
Itulah tradisi santri, kalau tidak bisa masak, tak bisa makan. Makanya santri salafi itu harus bisa masak biar bisa jadi menantu idaman.
Penulis adalah santri Fathul Huda, Cikancung, Kabupaten Bandung
Terpopuler
1
Antara Kenaikan Gaji DPR, Peran DPRD, dan Program Makan Bergizi Gratis: Sebuah Catatan Kritis
2
Lembaga Falakiyah NU Umumkan 1 Rabiul Awal 1447 H Jatuh pada Senin 25 Agustus 2025
3
Pedagang yang Dipercaya Langit
4
Lakmud IPNU IPPNU Pangandaran 2025 Resmi Dibuka, Kader Muda Didorong Bumikan Nilai Aswaja
5
Janji Dedi Mulyadi: Seluruh Jalan di Jabar Mulus pada 2027, Pajak Kendaraan 100 Persen untuk Infrastruktur
6
Wujudkan Masjid Berdaya, LTMNU Cianjur Kukuhkan 1.000 Muharrik dan Beri Pelatihan Manajemen ke DKM hingga IRMAS se-Kabupaten
Terkini
Lihat Semua