• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 28 Maret 2024

Ubudiyah

Sebab-sebab Diluaskannya Rezeki Menurut Syekh Nawawi

Sebab-sebab Diluaskannya Rezeki Menurut Syekh Nawawi
Sebab-sebab Diluaskannya Rezeki Menurut Syekh Nawawi (Foto: freepik)
Sebab-sebab Diluaskannya Rezeki Menurut Syekh Nawawi (Foto: freepik)

Rezeki tidak hanya dipahami sebagai sebuah kenikmatan lahiriah berupa harta, kekayaan, atau hidup yang serba berkecukupan. Rezeki pada hakikatnya adalah sebuah kenikmatan yang diberikan oleh Allah Swt kepada makhluknya baik berupa lahiriah maupun batiniah. 

 

Melansir NU Online, Syekh Nawawi al-Jawi dalam Qatru al-Ghais fi Syarh Masail Abi Laits mengartikan rezeki sebagai segala sesuatu yang dapat bermanfaat bagi makhluk hidup baik berupa makanan, minuman, pakaian dan sebagainya. 

 

 أَلرِّزْقُ لَايُخْتَصُّ بِالْمَأْكُوْلِ وَالْمَشْرُوْبِ بَلْ كُلُّ مَا إِنْتَفَعَ بِهِ الْحَيَوَانُ مِنْ مَأْكُوْلٍ وَمَشْرُوْبٍ وَمَلْبُوْسٍ وَغَيْرِهَا وَمِنْ أَعْظَمِ الرِّزْقِ التَّوْفَيْقُ لِلطَّاعَاتِ 

 

“Rezeki tidak terbatas pada makanan dan minuman, akan tetapi segala sesuatu yang bermanfaat bagi hayawan (makhluk bernyawa) termasuk makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya. Rezeki yang paling utama adalah at-taufiq (pertolongan Allah) kepada ketaatan.” 

 

Syekh Nawawi kemudian membagi rezeki ke dalam dua bagian yakni rezeki lahir dan rezeki batin. 

 

والرزق قسمان ظاهر وهو الأقوات والأطعمة وذلك للأبدان وباطن وهي المعارف والمكاشفات وذلك للقلوب والاسرار

 
“Rezeki terdiri dari dua macam, pertama, rezeki lahir yaitu berupa kekuatan dan makanan untuk badan. Kedua, rezeki batin, yaitu makrifat dan mukasyafat (tersingkapnya tabir) hati dan rahasia-rahasia,” (Syekh Nawawi, Qatru Al-Ghais fi Syarh Masail Abi Laits, Indonesia: Darul Ihya, hal. 4).

 

Syekh Nawawi juga menjelaskan sebab-sebab diluaskannya rezeki. Di antara sebab-sebab hal yang yang bisa meluaskan rezeki adalah memperbanyak shalat, shalawat, dan istighfar. 

 

من أسباب سعة الرزق كثرة الصلاة والصلاة والسلام على النبي صلى الله عليه وسلم والإستغفار

 

“Sebagian dari sebab keluasan rezeki adalah memperbanyak shalat, shalawat, dan istighfar.” 

 

Pernyataan ini didasarkan firman Allah:

 

 وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى (١٣٢) ـ

 

“Dan perintahkanlah keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, kamilah yang memberi rezeki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa” (QS Thaha [20]: 132).

 

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (١٠) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (١١) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (١٢) ـ
 

”Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya, Dia adalah Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”. (QS. Nuh[71]: 10-12).

 

Keluasan rezeki dapat berupa kenikmatan lahir yang bersifat duniawi seperti harta, kesehatan, anak-anak saleh, dan kecukupan hidup, maupun kenikmatan batin seperti keimanan, makrifat kepada Allah, ketenangan, dan sebagainya. 

 

Manusia harus meyakini bahwa manusia diciptakan tidak untuk dibiarkan begitu saja. Bukan hanya manusia, bahkan makhluk yang berada di dalam perut atau kulit manusia pun Allah cukupi kebutuhannya.

 

Semoga kita semua senantiasa diluaskan rezekinya, baik rezeki lahir maupun batin.  Sehingga menjadi hamba yang bersyukur dan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. 

 

Editor: Agung Gumelar


Ubudiyah Terbaru