Ubudiyah

4 Syarat Agar Amal Ibadah Diterima Allah: Pelajaran dari Kitab Tanbighul Ghafilin

Kamis, 26 Desember 2024 | 17:40 WIB

4 Syarat Agar Amal Ibadah Diterima Allah: Pelajaran dari Kitab Tanbighul Ghafilin

Sholat salah satu Ibadah umat Muslim(Foto: NU Online/Freepik))

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Az-Zariyat ayat 56:

 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

 

Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”


Tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa ibadah bukan hanya kewajiban, melainkan kebutuhan yang membawa kebahagiaan kepada manusia. Allah menggunakan kata “Aku” dalam ayat tersebut untuk menegaskan pentingnya ibadah sebagai perintah langsung dari-Nya.


Ibadah mencakup dua jenis, yakni ibadah mahdhah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, serta ibadah ghairu mahdhah
yang mencakup aktivitas sehari-hari dengan niat mendekatkan diri kepada Allah. Segala amal ini tentu akan sia-sia jika tidak diterima oleh-Nya.


Dalam Kitab Tanbighul Ghafilin, Syaikh Abi Laits As-Samarqandy menyebutkan empat syarat agar amal ibadah diterima Allah SWT:


1. Memiliki Ilmu
Ilmu adalah syarat utama agar ibadah sesuai dengan syariat. Tanpa ilmu, ibadah yang dilakukan bisa batal atau tidak sah. Dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11 disebutkan:

 

يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

 

Artinya: “Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”


Rasulullah SAW bersabda:

 

فَضْلُ العَالِمِ عَلىَ العَابِدِ كَفَضْلِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ عَلىَ سَائِرِ الكَوَاكِبِ

 

Artinya: “Keutamaan orang yang berilmu (yang mengamalkan ilmunya) atas orang yang ahli ibadah adalah seperti utamanya bulan di malam purnama atas semua bintang-bintang lainnya.” (HR Tirmidzi)


2. Niat yang Benar
Niat menjadi penentu nilai amal ibadah di sisi Allah. Rasulullah SAW bersabda:

 

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

 

Artinya: “Sesungguhnya setiap amal bergantung pada niatnya.” (HR Bukhari-Muslim)


Amal tanpa niat diibaratkan angka nol yang tidak memiliki nilai. Sebaliknya, amal dengan niat yang benar dapat membawa pahala besar.


3. Sabar dalam Proses
Ibadah memerlukan kesabaran dalam menghadapi godaan dan ujian. Rasulullah SAW bersabda:

 

وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِ

 

Artinya: “Dan tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada (diberikan) kesabaran.” (HR Bukhari)


4. Ikhlas
Ikhlas adalah memurnikan niat semata-mata karena Allah SWT. Dalam kitab Risalah Al-Qusyairiyah disebutkan:

 

الإِخْلَاصُ تَصْفِيَةُ الْفِعْلِ عَنْ مُلَاحَظَةِ الْمَخْلُوقِينَ

Artinya: “Ikhlas adalah memurnikan diri kepada Allah dari pandangan makhluk.”


Ibadah yang dilakukan dengan niat ikhlas tidak terkontaminasi oleh keinginan untuk dipuji atau mendapatkan imbalan dari manusia.


Dengan memperhatikan keempat hal ini, amal ibadah kita insya Allah akan diterima oleh Allah SWT.


Tulisan ini dikutip dari artikel karya H. Muhammad Faizin sebagaimana dimuat di NU Online.