• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Tauhid

Wakil Ketua PWNU Jawa Barat: Tidak Bisa Asal Islam, Harus Ahlussunnah wal Jama’ah

Wakil Ketua PWNU Jawa Barat: Tidak Bisa Asal Islam, Harus Ahlussunnah wal Jama’ah
Wakil Ketua Pengurus Wilayah (PW) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat KH Aceng Abdul Mujib (Foto: NU Online Jabar)
Wakil Ketua Pengurus Wilayah (PW) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat KH Aceng Abdul Mujib (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar
Dalam video yang diupload oleh akun NU Jabar Channel beberapa waktu lalu, Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Aceng Abdul Mujib, memandang, semakin ke sini NU semakin kuat. Sebab, kata dia, berdirinya NU dilatar belakangi oleh agama, dan dalam agama islam tidak hanya satu warna ataupun golongan saja, tetapi ada 73 golongan.

“Dalam hadits itu ditegaskan kulluhaa finnaari illa waahidatan, semuanya itu adalah celaka kecuali yang satu yang akan selamat, baginda Nabi ditanya oleh sahabat, man hiya ya rasulalloh, siapa itu yang satu? Beri penjelasan aku yang selamat itu siapa, Jawaban baginda Rasul, ma ana alaihi wa ashabih, siapa saja, orang mana saja, bajunya apa saja, yang mengikuti kami dan mengikuti sahabat kami,” tutur Kiai Mujib.

Beliau mengutip perkataan dari Imam Tabrani, pengikut Nabi itu adalah Ahlussunnah, pengikut sahabat Nabi adalah Ahlul Jama’ah, yakni  Ahlussunnah wal Jama’ah.

“NU ingin menyelamatkan umat dari kesesatan baik di dunia maupun akhirat maka harus menjadikan satu kekuatan, harus membentuk satu kekuatan karena bagi masyarakat yang tidak tahu, kadang-kadang yang penting agama, yang penting islam, dianggap semua islam itu selamat, tidak,” katanya.

Kiai yang akrab disapa ceng Mujib ini juga menjelaskan, keberadaan NU ingin memperjelas dan ingin mempertegas kepada masyarakat luas bahwa tidak bisa asal agama, harus islam, tidak asal islam, harus Ahlussunnah wal Jama’ah.

“Kenapa? Karena NU tahu bahwa banyak gerakan, banyak aliran, kelompok di luar Ahlussunnah wal Jama’ah, ini jangan jangan bagi yang tidak tahu adalah asal ikut, maka NU harus membentuk wadah untuk mempersatukan kekuatan, kekuatan itu harus membentuk wadah, wadah itu kan harus punya tujuan yang jelas, Maka NU berperan penting untuk agama karena memperjelas terhadap masyarakat agama yang akan membawa keselamatan dunia akhirat yakni islam Ahlussunnah wal Jama’ah,” jelasnya.

Kemudian, sambung Ceng Mujib, kesadaran NU dalam menjalankan dan mengembangkan tatanan kehidupan beragama, bermasyarakat, jika tidak ada sebuah negara, semua orang tidak bisa menjalankan ibadah dengan baik, dengan sempurna kalau negara itu dalam keadaan tidak aman dan tidak nyaman. Bahkan, sejak sebelum negara Indonesia berdiri pun, para Ulama dari kalangan Ahlussunnah wal Jama’ah sudah berupaya dengan maksimal, menyatukan kekuatan dan membangkitkan semangat rakyat Indonesia untuk mengusir penjajah, sampai akhirnya tahun 1945 Indonesia bisa merdeka. 

“Kita rasakan setelah merdeka, ya otomatiskan kita bisa menikmati minimal terciptanya rasa aman, tidak terganggu, kalo sudah rasa aman ya seperti sekarang ini, umat islam mau melaksanakan ibadah dimana, kapan, yang lain pun kapan dimana silahkan, yang penting toleransi adalah kita jaga bersama, perdamaian dikedepankan, sehingga walaupun beda kita tetap saling menghargai,” pungkasnya.
 

Pewarta: Muhammad Rizqy Fauzi
Editor: Agung Gumelar


Tauhid Terbaru