• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Pangandaran

Gelar PKM Service Learning, Dosen STIT NU Al-Farabi Sosialisasikan Kurikulum Mutsalatsah ke Guru Ngaji di Pangandaran

Gelar PKM Service Learning, Dosen STIT NU Al-Farabi Sosialisasikan Kurikulum Mutsalatsah ke Guru Ngaji di Pangandaran
Keterangan foto (berurutan dari kiri) Dr. Ramdanj Wahyu Sururie (Bidang Ahli Akademik Kopertais II Jawa Barat), Ujang Endin Indrawan (Wakil Bupati Pangandaran) serta Yanti Nurdiyanti (Dosen STIT NU AL-Farabi Pangandaran) dalam acara Desiminasi PKM Pendampingan Model Kurikulum Mutsallatsah dalam Mendukung Program Maghrib Mengaji di Kabupaten Pangandaran. (Foto NU Jabar Online/Soleh)
Keterangan foto (berurutan dari kiri) Dr. Ramdanj Wahyu Sururie (Bidang Ahli Akademik Kopertais II Jawa Barat), Ujang Endin Indrawan (Wakil Bupati Pangandaran) serta Yanti Nurdiyanti (Dosen STIT NU AL-Farabi Pangandaran) dalam acara Desiminasi PKM Pendampingan Model Kurikulum Mutsallatsah dalam Mendukung Program Maghrib Mengaji di Kabupaten Pangandaran. (Foto NU Jabar Online/Soleh)

Pangandaran, NU Online Jabar

Puluhan guru ngaji se-Kabupaten Pangandaran ikut menjadi peserta PKM Service Learning yang diselenggarakan oleh salah satu dosen STIT NU AL-Farabi Pangandaran, Yanti Nurdiyanti yang berlangsung di Taman Sagati Cijulang, Pangandaran pada Senin (12/12).

 

Kegiatan ini dihadiri Wakil Bupati Pangandaran, Ujang Endin Indrawan; Kepala Kantor Kementerian Agama Pangandaran, Dr. Badruzzaman; Bidang Ahli Akademik Kopertais II Jawa Barat, Dr. Ramdani Wahyu Sururie; serta Ketua STIT NU AL-Farabi Pangandaran, Drs. Asep Saepurrohman. 

 

Pengabdian kepada masyarakat berbasis KUM (Kemitraan Universitas Masyarakat) ini mengusung tema Pendampingan Model Kurikulum Mutsalatsah dalam Optimalisasi Program Maghrib Mengaji di Kabupaten Pangandaran. 

 

Konsep kurikulum mutsalatsah ini telah lolos tahapan seleksi pada Annual Conference of Research Proposal yang diselenggarakan pada tahun 2021 lalu. Event ini merupakan bagian dari LITAPDIMAS (Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian Kepada Masyarakat) yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia. 

 

Yanti Nurdiyanti merupakan salah satu dari 23 penerima bantuan pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Metodologi KUM (Kemitraan Universitas Masyarakat) di seluruh Indonesia.

 

Wakil Bupati Pangandaran, Ujang Endin Indrawan turut mengapresiasi adanya sosialisasi kurikulum mutsalatsah. Menurutnya, kurikulum ini bisa ikut memperkuat program Maghrib Mengaji sebagai salah satu program yang dicanangkan oleh pemerintahan Kabupaten Pangandaran. 

 

“Program keagamaan di Pangandaran ini sebenarnya sudah banyak, sayangnya belum ada yang benar-benar konsisten. Semoga saja adanya kurikulum yang diajukan oleh dosen STIT NU AL-Farabi ini bisa meningkatkan konsistensi program maghrib mengaji,” ujarnya.

 

Dalam pemaparannya, Yanti menyampaikan bahwa penyusunan kurikulum ini berangkat dari keresahannya atas apa yang dirasakan di lingkungan tempat tinggalnya. Berdasarkan Laporan Tahunan Dewan Mesjid Indonesia Kabupaten Pangandaran tahun 2020, tercatat hanya 42% mesjid saja yang konsisten melaksanakan program maghrib mengaji. 

 

Bahkan, sampai penyusunan proposal kurikulum ini, Kabupaten Pangandaran belum memiliki pedoman pelaksanaan maghrib mengaji yang notabene merupakan salah satu program keagamaan yang sering kali digaungkan (laporan evaluasi Kasi Bimas Kementerian Agama Kabupaten Pangandaran). 

 

Dalam pelaksanaannya, kurikulum mutsalatsah akan memadukan tiga jenis kurikulum, yaitu kurikulum PAI pendidikan formal, kurikulum PAI pendidikan non-formal dan kurikulum maghrib mengaji.

 

“Kurikulum ini juga akan mengkombinasikan peran tiga unsur meliputi peran pemerintah, tokoh agama dan masyarakat umum,” terang Yanti.

 

Bidang Ahli Akademik Kopertais II Jawa Barat, Dr. Ramdani Wahyu Sururie menekankan perlu adanya pemetaan yang jelas dalam setiap program keagamaan yang ada di tiap daerah. Ia tidak mengharapkan bahwa program-program yang ditujukan untuk masyarakat hanya menjadi komoditas pulitik dan berakhir di tahapan wacana saja. Sebagai contoh, program maghrib mengaji menjadi salah satu poin yang dibicarakan. 

 

Menurutnya, alasan kekurangan SDM tak selamanya tepat untuk dijadikan penyebab inkonsistensi gerakan mengaji yang ada di sebuah daerah. “Kata siapa kekurangan SDM? Barangkali metodenya yang tidak menarik. Mungkin saja kesejahteraan gurunya kurang sehingga mereka lebih fokus ke hal yang lain. Maka disinilah diperlukannya pemetaan.” ujar salah satu Pengurus MUI Jawa Barat ini.

 

Pasca kegiatan ini, masing-masing peserta akan dipantau perkembangannya melalui grup whatsapp yang telah dibuat. Harapannya, mereka bisa lebih tercerahkan dalam mengajar dan mampu meningkatkan kualitas program maghrib mengaji di DKM-nya masing-masing. STIT NU AL-Farabi siap untuk menjadi mediator guru ngaji di Kabupaten Pangandaran.

 

Kontributor: Acep Ridwan Maulana
Editor: Agung Gumelar


Pangandaran Terbaru