• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 8 Mei 2024

Opini

KOLOM BUYA HUSEIN

Pendidikan untuk Negara Sejahtera

Pendidikan untuk Negara Sejahtera
Pendidikan untuk Negara Sejahtera
Pendidikan untuk Negara Sejahtera


Sore tadi aku bicara tentang bagaimana membangun pendidikan yang baik, di dampingi oleh Prof. Dr. H. Isom. Direktur Kurikulum Madrasah. Jakarta, 20.03.23.


Aku mengawali dengan mengutip pandangan  Abu Bakar al Razi, seorang filsuf, ilmuwan dan dokter yang legendaris. Ia menjawab pertanyaan "Hidup itu untuk apa?." Katanya :


ان الامر الذى خلقنا والذى اجرى بنا ليس هی إصابة اللذات الجسدية بل إقتناء العلم واستعمال العدل اللذين بهما يكون خلاصنا عن عالمنا هذا الى العالم الذى لا موت فيه ولا ألم (ابو بكر الرازى)


Tujuan tertinggi untuk apa kita diciptakan dan ke mana kita diarahkan, bukanlah memeroleh kegembiraan hasrat-hasrat fisik, tapi pencapaian ilmu pengetahuan dan mempraktikkan keadilan. Dua tugas ini adalah satu-satunya cara kita melepaskan diri dari realitas dunia hari ini, menuju dunia yang di dalamnya tidak ada lagi kematian atau penderitaan.(Abu Bakar al Razi).


Ia seperti menyampaikan penjelasan ayat suci Al Quran yang menyatakan :


الر كتاب انزلناه اليك لتخرج الناس من الظلمات الی النور. 


"Kitab ini Aku turunkan kepadamu (Muhammad saw), agar kamu mengeluarkan/membebaskan manusia dari situasi dunia gelap, menuju situasi dunia bercahaya".


Makna "al-Zhulumat" (dunia gelap) adalah dunia yang diliputi kebodohan yang berpotensi mengantarkan pada "al-Zhulm" (kezaliman). Dan makna "al-Nur" (dunia bercahaya) adalah dunia yanh diliputi okeh ilmu pengetahuan yang akan mengantarkan kepada keadilan".


Ayat ini mengingatkan kisah Alegori Goa nya Platon.


Ibnu Qayyim al Jauziyyah mengatakan "jika kamu menemukan pandangan atau keputusan hukum yang adil, propirsional, dari siapapun, maka itu esensi hukum Tuhan". 


Lalu aku mencari negara ideal. Sebuah negara yang sejahtera dan bahagia. Tetapi aku hanya menyampaikan tentang indikator-indikatornya saja. 


Paling tidak ada sembilan . Yaitu :


1. Pendidikan yang Berkualitas. Ini diselenggarakan dengan pendekatan dialektika intelektual. Bukan indoktrinatif. Relasi guru dan murid bagai teman belajar.
2. Kejujuran pemerintah dan rakyatnya 
3. Disiplin dalam bekerja
4. Saling memberi /Kemurahan hati
5. Pengendalian emosi positif dan negatif 
6. Ruang sosial yang aman. Ini ditunjukkan banyak Polisi yang nganggur, dan penjara sepi
7. Rumah tidak ada garasi. 
8. Di mana-mana banyak orang membaca buku
9. Perempuan beraktifitas di ruang publik kapan pun dalam keadaan aman.


Sementara, begitu dulu. 


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Opini Terbaru