• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 9 Mei 2024

Obituari

Innalillahi, KH Apep Saepudin dari Pesantren Al-Ittifaq Ciwidey Wafat

Innalillahi, KH Apep Saepudin dari Pesantren Al-Ittifaq Ciwidey Wafat
KH Apep Saepudin atau yang lebih dikenal dengan Mang Haji Lebak. (Foto: Dok. Pesantren Al-Ittifaq)
KH Apep Saepudin atau yang lebih dikenal dengan Mang Haji Lebak. (Foto: Dok. Pesantren Al-Ittifaq)

Bandung, NU Online Jabar
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un,
kabar duka dari Ciwidey, Kabupaten Bandung, KH Apep Saepudin atau yang lebih dikenal dengan Mang Haji Lebak meninggal dunia pada usia 66 tahun di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung, pukul 13. 30 WIB, Ahad, (15/11). 

KH Aep Saepudin merupakan salah seorang kiai dan pimpinan Pondok Pesantren Al-Ittifaq Ciwidey yang kharismatik baik bagi santri, keluarga dan masyarakat sekitar. 

Semasa hidup Mang Haji Lebak merupakan teladan yang baik bagi jamaah. Beliau dikenal dengan sosok yang selalu menebar senyum dan selalu menjadi penengah apabila terjadi permasalahan baik di keluarga maupun masyarakat.

“Beliau adalah sosok sepuh yang selalu mengedepankan silaturahmi, beliau selalu menebar senyum, tidak terlalu banyak bicara, dengan tampilan yang sederhana tidak berlebihan seperti kyai-kyai lain yang terkesan mewah,” kata Kang Ajid salah seorang jamaah dari Kecamatan Kutawaringin.

Senada dengan Kang Ajid, Kang Rizal seorang jamaah dari Kecamatan Pasirjambu menyampaikan Mang Haji Lebak sebagai sosok ulama tawadhu yang patut dicontoh dan berharap ada penerus baik dari keluarga dan jamaah yang melanjutkan ketawadhuannya. 

“Mang Haji Lebak adalah ulama yang selalu tersenyum dan sebagai pengayom baik bagi warga, para santri dan keluarga. Mang Haji Lebak selalu jadi penengah apabila ada permasalahan baik di masyarakat maupun keluarga. Saya berharap ketawadhuan beliau ada penerusnya dari pihak keluarga, yang dapat mengayomi masyarakat seperti yang telah dilakukan oleh Mang Haji Lebak,” Katanya.

Meski tidak ada indikasi terkena Covid-19, pemulasaraan jenazah Mang Haji Lebak serta prosesi pemakaman dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 dengan tidak melibatkan masyarakat banyak. Prosesi pemakaman hanya dilakukan oleh keluarga pesantren. 

“Pemulasaraan jenazah dilakukan menurut protokol kesehatan kanggo (supaya) mempermudah dan keamanan di lingkungan, ulah aya nu fofotoan, masyarakat ge dibubarkeun ku pasantren, nu ngurebkeun ge hanya keluarga hungkul, bari jarak-na jauh pisan,” ungkap Kang Rizal. “Pelaksanaan doa akan dilakukan di tiap-tiap DKM sehabis maghrib selama 7 (tujuh) hari,” pungkasnya.

Pewarta: Chandra Gupta
Editor: Abdullah Alawi 

 

 
 


Obituari Terbaru