Tepat 67 tahun lalu, tepatnya 27 September 1955 Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (SARBUMUSI) lahir di Pabrik Gula Tulangan, Sidoarjo.
Di tempat ini lah kami memperingati Puncak Harlah dengan "Napak Tilas" bukan saja berefleksi tentang bagaimana serikat ini dilahirkan, tetapi juga mencari berkah dari para pendiri.
Sarbumusi pernah menjadi serikat terbesar di Indonesia setelah SOBSI-nya PKI di masa Orde Lama. Ketika pemberlakuan organisasi tunggal oleh Orde Baru, hampir semua serikat tiarap, bahkan tidur permanen dan tidak pernah bangun lagi setelahnya.
Tetapi tidak dengan SARBUMUSI. Serikat ini terbangun dari mati surinya di era pasca Reforma di dan perlahan bertansformasi menjadi the "Big Six" union di Indonesia di tangan dingin Presiden Syaiful Bahri Anshori.
Napak Tilas 67 tahun SARBUMUSI ini sengaja dilakukan persis di tempat kelahirannya, Pabrik Goela Sidoarjo sebagai penanda ghiroh simbolik untuk ikhtiar kebangkitannya.
Kebangkitan SARBUMUSI harus menjadi bagian dari kebangkitan
Irham Ali Saifudin, Presiden Konfederasi Sarbumusi
Terpopuler
1
Tanah Air, Takwa dan Tanggung Jawab Menanam: Memaknai Kemerdekaan dari Sajadah ke Sawah
2
Khutbah Jumat Kemerdekaan: Belajar Mencintai Tanah Air dari Para Nabi dan Ulama
3
KH Said Aqil Siroj Tegaskan Memuji Nabi Tradisi Ahlussunnah wal Jamaah yang Harus Dijaga
4
MA Plus Al Hikam Peringati Hari Pramuka ke-64, Tekankan Pentingnya Pendidikan Karakter
5
Merdeka Versi Kelas Menengah: Dari Latte Art ke Laporan Anggaran
6
LTM PCNU Cianjur Siapkan Pelatihan Manajemen Masjid, Bakal Hadirkan Tokoh Nasional
Terkini
Lihat Semua