Soal Kamus Sejarah Kemendikbud, Gus Hasan: Kami Menyesalkan, Tapi Tidak Akan Terpancing Kegaduhan
Rabu, 21 April 2021 | 14:37 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah turut mengomentari Kamus Sejarah Indonesia yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang terdiri dari dua jilid. Jilid I dengan tema nation formation (1900-1950) sementara jilid II nation builiding (1951-1998).
Pada dua jilid kamus itu, tak ditemukan entri KH Hasyim Asy’ari dan Resolusi Jihad. Padahal keduanya sudah diakui negara. KH Hasyim ditetapkan sebagai pahlawan nasional yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 17 November 1964, sementara Resolusi Jihad NU ditetapkan sebagai hari santri sejak 2015.
“Saya menyesalkan adanya kejadian ini sehingga membuat gaduh di kalangan tokoh masyarakat terkait dengan ketidakmunculan nama tokoh Nahdlatul Ulama dalam kamus sejarah, yaitu almarhum alamagfurlah KH Hasyim Asy’ari,” katanya.
Kiai yang akrab disapa Gus Hasan ini menjelaskan, terlepas dari unsur sengaja atau tidak sengaja, kamus itu memunculkan kegaduhan yang berpotensi dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk memancing munculnya hal-hal yang tidak semestinya.
“Kelompok tertentu yang akan memanfaatkan kegaduhan kalau tidak diselesaikan dengan segera,” katanya.
Namun, kata dia, Nahdliyin tidak akan terpancing dengan hal-hal seperti itu, melainkan fokus pada persoalan utama, yaitu revisi kamus tersebut.
Oleh karena itu, Gus Hasan mengharapkan Kemendikbud saat akan menerbitkan kamus agar melibatkan banyak pihak, termasuk organisasi masyarakat Islam, yang sudah nyata berdiri sebelum Indonesia merdeka.
Hal itu, sambung Gus Hasan, tiada lain agar kamus itu terbit secara lengkap dan diakui semua elemen. Dan jika ada kesalahan, semua elemen akan saling mengklarifikasi.
“Kalau saling mengoreksi tidak terjadi kegaduhan semacam ini. Akan bias saling mengklarifikasi. Jadi tidak saling menuduh,” katanya lagi.
Gus Hasan mengajak agar Nahdliyin di Jawa Barat tetap tenang dan berkepala dingin dalam menyikapi kamus itu. Dia yakin PBNU akan menyelesaikan hal itu sebaik-baiknya.
“Hikmah dari semua kejadian adalah semakin NU dizalimi dan diganggu, justru akan semakin banyak yang membela dan membantu. Ini adalah salah satu karomah dari para pendiri Nahdlatul Ulama,” pungkasnya.
Pewarta: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Jelang Konfercab Ke-3, Ketua Ranting NU Sidomulyo Sampaikan Harapan untuk NU Pangandaran
2
Perkuat Tata Kelola Organisasi, IPPNU Garut Gelar Pelatihan Administrasi Bersama Sekretaris Umum PP
3
Puncak Ibadah Haji Berakhir, Jamaah Mulai Dipulangkan ke Tanah Air pada 11 Juni 2025
4
Konferancab Fatayat NU Plered Tetapkan Elis Yuliawati sebagai Ketua Baru
5
Ketua PCNU Purwakarta Kenang Keteladanan Abah Cipulus dalam Haul Kelima
6
Sekretaris Pergunu Depok: Haji dan Kurban Jadi Barometer Keimanan dan Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua