• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Nasional

Sampaikan Dukacita Insiden Kanjuruhan, Jokowi: Hentikan Liga, Perbaiki Prosedur Keamanan

Sampaikan Dukacita Insiden Kanjuruhan, Jokowi: Hentikan Liga, Perbaiki Prosedur Keamanan
Sampaikan Dukacita Insiden Kanjuruhan, Jokowi: Hentikan Liga, Perbaiki Prosedur Keamanan
Sampaikan Dukacita Insiden Kanjuruhan, Jokowi: Hentikan Liga, Perbaiki Prosedur Keamanan

Bandung, NU Online Jabar
Pada perhelatan pertandingan sepak bola antara Arema Malang dengan Persebaya Surabaya yang digelar pada hari Sabtu (1/10/22) di Stadion Kanjuruhan menyisakan duka mendalam bagi bangsa Indonesia. Pasalnya atas kekalahan Arema 2-3 dari Persebaya menimbulkan kericuhan hingga memakan korban jiwa.

 

Atas insiden tersebut, Presiden Joko Widodo menyampaikan duka yang mendalam atas meninggalnya ratusan korban jiwa

 

"Saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya 129 orang saudara-saudara kita tragedi sepak bola di Kanjuruhan Malang, Jawa Timur," katanya melalui siaran pers sebagaimana diberitakan NU Online, Ahad (2/10/2022). 


Presiden Joko Widodo juga memerintahkan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, dan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan (Iwan Bule) untuk mengevalusi penyelenggaraan pertandingan sepak bola secara menyeluruh. 

 

"Saya juga memerintahkan Menpora, Kapolri, dan Ketua Umum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraannya," ujarnya. 

 

Secara khusus, Jokowi juga meminta kepada Listyo untuk menginvestigasi dan mengusut tragedi itu. "Khusus kepada Kapolri saya minta untuk melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini," katanya. 

 

Adanya tragedi yang menelan ratusan korban ini membuatnya langsung memerintahkan kepada Ketua Umum PSSI untuk menghentikan Liga 1.


"Untuk itu, saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," kata presiden kelahiran Surakarta, Jawa Tengah 61 tahun yang lalu itu. 

 

Presiden Jokowi juga meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Gubermur Jawa Timur Hj Khofifah Indar Parawansa untuk memastikan perawatan terbaik bagi korban di rumah sakit. 

 

"Saya telah meminta menteri kesehatan dan gubermur Jatim memonitor khusus pelayanan medis bagi korban yang sedang dirawat di rumah sakit agar mendapatkan pelayanan terbaik," katanya.


Tentu, Presiden Jokowi menyesalkan kejadian tersebut. Ia berharap tragedi ini merupakan kali terakhir. "Saya menyesalkan adanya tragedi ini dan saya berharap ini adalah tragedi terakhir sepak bola di tanah air," ujarnya. 

 

"Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang," imbuhnya. 

 

Ia menegaskan, bahwa kemanusian dan persaudaraan harus dijaga bersama. "Sportivitas, rasa kemanusiaan, dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus terus kita jaga bersama," pungkasnya. 

 

Sebelumnya diberitakan tragedi kemanusiaan yang memilukan terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur menyebabkan 127 orang dilaporkan meninggal dunia dalam kericuhan yang terjadi pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Jumlah tersebut bertambah menjadi 129 orang. Dari para korban yang meninggal dunia 2 di antaranya adalah anggota Polri. 

 

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut sesungguhnya berjalan dengan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial. 

 

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para pendukung tim berjuluk Singo Edan tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

 

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya.


Editor: Abdul Manap


Nasional Terbaru