Gus Menteri Tersanjung Bisa Jadi Bagian dari Keluarga PMII
Bandung, NU Online Jabar
Ikatan Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar kegiatan Muktamar Pemikiran Dosen PMII yang diselenggarakan di Universitas Islam Negeri Sayyid Alli Rahmatullah Tulungagung, Jawa Timur, Senin (5/4), yang dilaksanakan selama dua hari mulai tanggal 5-7 April 2021.
Acara tersebut dihadiri oleh Wakil ketua DPR RI, Dr. Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI), Menteri Riset Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Gus Abdul Halim Iskandar, Wakil Ketua MPR RI, Dr.H. Jazilul Fawaid, Menteri Tenaga Kerja, Dr.Hj. Ida Fauziyah, Badan Pendapatan Nasional, Dr Soni HB Harmadi, Ketua Umum IKA PB PMII, Drs. KH. Akhmad Muqowam, Direktur Pascasarjana UIN KHAS Jember, Prof. Halim Subahar.
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga besar PMII.
“Saya sangat tersanjung dan bersyukur menjadi bagian dari satu kegiatan yang luar biasa yang digagas oleh dan dilaksanakan oleh sahabat-sahabat IKA PMII, yang kebetulan saya juga salah satu anggota IKA PMII,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, bisa menjadi bagian dari keluarga besar organisasi PMII dan mengikuti Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) ketika kuliah di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta yang sekarang berubah nama menjadi Universitas Negeri Yogyakarta.
“Jadi, saya dulu itu di PMII IKIP Yogya, termasuk kategori kelompok minoritas, karena anggotanya sedikit tapi alhamdulillah militian,” ungkap Gus Menteri, sapaan akrab mantan Ketua DPRD Kabupaten Jombang tersebut.
“Dan tentu, ini juga bagian dari melanjutkan senior-senior saya di PMII IKIP yang juga menjadi bagian dari PMII IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, ia memaparkan beberapa fokus utama perspektif Kementeriannya, terkait SDM Unggul, Dosen PMII Menuju Indonesia Emas dalam menghadapi Bonus Demografi.
Pertama, soal kualitas penduduk di Sektor pendidikan dan kesehatan. Menurut Gus Menteri, hal ini mutlak dimiliki oleh semua masyarakat. Sebab, hal tersebut tidak mungkin bisa tercapai, jika kualitas masyarakat di sektor pendidikan dan kesehatan tidak bisa mencapai pada posisi yang maksimal.
Kedua, Keterbukaan lapangan pekerjaan yang produktif dengan mengembangkan keahlian tenaga kerja. Ia menilai, ini harus terus diupayakan di tiap-tiap desa dengan salah satu caranya membuat kebijakan baru yang itu merupakan tindak lanjut dari kebijakan lama, yaitu terpenuhinya kebutuhan keberadaan Bumi Desa (Bumdes) sebagai badan hukum.
Gus Menteri meyakini, ke depan berbagai masalah seputar kemiskinan, kesehatan, dan juga keterbelakangan pendidikan di desa-desa bisa teratasi dengan percepatan yang sangat luar biasa.
“Apalagi kemudian didukung oleh perguruan tinggi dengan optimalisasi tridarma perguruan tingginya, ditambah dengan kampus merdeka projek desa, yang telah melakukan pendampingan desa dengan segala tantangan yang dihadapi maka saya akan sangat optimis bahwa masa depan Indonesia di 2045 betul-betul bisa terwujud yang kita harapkan sebagai Indonesia yang emas,”
Dalam kesempatan yang sama, ia berterima kasih telah di undang menjadi pembicara dan juga memohon maaf karena tidak bisa hadir secara langsung.
“Meskipun batin saya, rasanya sangat kepingin untuk bisa hadir karena bisa ketemu dengan sahabat-sahabat PMII dari berbagai daerah, dari penjuru Indonesia,” pungkas Gus Menteri yang juga merupakan cicit dari KH Bisri Syansuri, pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Pewarta: Muhammad Rizqy Fauzi
Editor: Agung Gumelar
