• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 19 Mei 2024

Nasional

Petani Jawa Barat Alami Kerugian Akibat Daya Serap Pasar Tak Seimbang

Petani Jawa Barat Alami Kerugian Akibat Daya Serap Pasar Tak Seimbang
Petani sedang memanen padi di sawah (Foto: NU Online Jabar/Riki)
Petani sedang memanen padi di sawah (Foto: NU Online Jabar/Riki)

Bandung, NU Online Jabar 
Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Jawa Barat, Johar Arifin menyatakan secara umum panen raya Jawa Barat musim ini sebetulnya mengalami peningkatan 5 hingga 10 persen, tapi hal itu tidak dibarengi dengan harga pokok penjualan (HPP) yang layak. 

Kendala tersebut terutama dirasakan oleh petani sektor hortikultura dan peternakan. Melimpahnya kuantitas tidak dibarengi dengan harga pokok penjualan (HPP) yang seimbang. Sehingga petani alami kerugian pada panen musim ini. 

“Contohnya seperti di Sumedang, harga jual tomat di lapangan hanya Rp1.500 per kilo, hal ini menyebabkan kerugian yang luar biasa. Sehingga banyak petani yang tidak memanen hasil taninya karena biaya memanen dengan harga di pasar tidak seimbang,” ungkap Johar saat dihubungi NU Jabar Online Kamis (24/9)

Pandemi Covid-19 menjadi salah satu penyebab karena terjadi kemandekan pada sektor arus rantai pasar. Banyaknya toko yang tutup, hotel dan restoran menyebabkan serapan sayur mayur produk holtikultura di masyarakat menjadi terhambat.

“Seperti keterbatasan pada masa PSBB Jakarta tempo lalu, para pedagang sayur tidak bisa mengirim ke Jakarta atau dari daerah ke Bandung itu juga mengalami keterbatasan,” jelasnya.

Termasuk pada sektor peternakan ayam broiler, serapan yang rendah dengan harga yang sangat jauh dari HPP menyebabkan kerugian hampir 30 persen pada tiga bulan terakhir.

Tata niaga pada sektor hortikultura telah dibantu pemerintah seiring dengan Covid-19, yaitu bantuan-bantuan pemerintah yang dikucurkan terkait dengan Covid-19. Pemerintah memperkenankan pelaku pertanian untuk mensuplai langsung kepada masyarakat sebagai upaya pemenuhan bantuan dalam bentuk sembako dan bahan makanan pokok. 

Kendati demikian, menurut Johar perlu dilakukan antisipasi sedari awal. Antisipasinya adalah dengan melakukan pendataan atau inventarisasi basis-basis hortikultura di Jawa Barat. Sehingga pada Juli, Agustus dan September ini bisa memprediksi produksi hortikultura yang akan dihasilkan.

Pewarta: Riki Baehaki
Editor: Abdullah Alawi 


Nasional Terbaru