• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Nasional

Pekan Memorial Syekh Nawawi Banten, KH Zulfa: Menghidupkan Syaikh Nawawi

Pekan Memorial Syekh Nawawi Banten, KH Zulfa: Menghidupkan Syaikh Nawawi
Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Musthofa (foto: SS TVNU)
Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Musthofa (foto: SS TVNU)

Jakarta, NU Online Jabar
Nahdlatut Turats, forum Filolog pesantren menyelenggarakan acara Pekan Memorial Syekh Nawawi Banten, dengan tajuk “Kebangkitan Turats Nusantara dari Indonesia untuk Peradaban Dunia” yang diselenggarakan di The Sultan Hotel dan Residence, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin-Selasa (7-8/2/2022).


Acara tersebut merupakan acara mengenang dan mengenalkan karya para ulama nusantara dan sekaligus mengenalkan ulama nusantara yang mendunia salah satunya Sykeh Nawawi Al-Bantani, maha gurunya ulama nusantara.


Rangkaian acara pada pekan memorial ini diantaranya Bedah Kitab sejarah hidup Syekh Nawawi Al-Bantani (Tuhfatul Qashi wad Dani fi Tarjamatis Syekh M Nawawi bin Umar Al-Bantani), launching 11 kitab turats karya ulama nusantara, peresmian nama jalan Sykeh Nawawi di Banten, pameran Sejarah Peradaban dan Turats Ulama Nusantara serta Kitab-Kitab Ulama Indonesia Sepanjang Masa. 


Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU KH Zulfa Musthofa dalam sambutannya mengatakan acara memoriam ini dalam rangka memberikan penghormatan kepada Sykeh Nawawi Al-Bantani dan juga penghormatan pada ulama-ulama nusantara yang karyanya masih berupa manuskrip akan kami cetak untuk diabadikan


Para ulama Nusantara banyak melahirkan karya tulis dengan berbagai bidang pengetahuan. Namun, tak sedikit karya tersebut masih berbentuk manuskrip, belum terpublikasikan dan dipelajari masyarakat. Hal ini menjadi kekhawatiran para filolog pesantren mengingat usia manuskrip yang dapat lapuk dimakan zaman. 


“Dalam hal ini, membahas langkah langkah strategis yang sedang dan akan dilakukan untuk keberlangsungan pengumpulan, pentahqikan atau penyuntingan karya ulama nusantara yang sebagian besar masih berupa manuskrip, baik manuskrip itu ada didalam negeri maupun diluar negeri, termasuk manuskrip Seykh Nawawi Al-Bantani,” kata pria penulis kitab sejarah hidup Syekh Nawawi Al-Bantani tersebut.


Manuskrip-manuskrip karya ulama nusantara yang berada diluar negeri kata Kiai Zulfa, diantaranya berada di Maktabah atau Perpustakaan Universitas King Abdul Aziz Riyadh, di mesir, di lebanon, di Leiden University, bahkan ada di Britania University Inggris dan mungkin masih ada yang lainnya yang belum diketahui.


Manuskrip yang ada didalam negeri juga tersebar di beberapa Provinsi di Nusantara, mengingat karya Syekh Nawawi ini cukup banyak, begitu juga dengan muridnya yang tersebar di Nusantara, mulai dari sahabat juga gurunya Syekh Abdur Rauf As-Singkili Aceh hingga Hadratus Syekh Hasyim As’ary.


“Agar para filolog kami yang berada dibawah NU yang ada didalam komunitas Nahdatut Turots, nanti mohon dibantu dalam mengmpulkan manuskrip ini, karena kami mempunyai tugas besar dan mulia untuk mencetak buku jilid pertama, kami menyebutnya dengan buku ‘Seri Agung Karya Ulama Nusantara Sepanjang Masa, Majmuah Muallafah Ulama Indonesia,’ yang kurang lebih 500 halaman, dan ini baru jilid pertama,” tutur Kiai Zulfa.


“Kami berharap insyaallah kedepan ada jilid-jilid berikutnya, setelah jilid pertama selesai,” imbuhnya.


Kiai Zulfa menuturkan nanti Indonesia akan bangga dan terkenal, dengan karya besar ulama ini yang disunting, di tahqiq yang kemudian dicetak kembali oleh komunitas Nahdatutturots.


“Saat banyak ulama luar yang datang ke Indonesia atau kita yang pergi ke luar, kita bisa sampaikan inilah karya ulama nusantara dengan bangganya,” ucapnya.


Pengumpulan manuskrip ini kenapa kami sebut tugas besar dan mulia, kata Kiai Zulfa karena ini adalah bagian daripada penerjemahan visi besar Rais Aam, KH. Miftahul Akhyar dan visi besar Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf yang ingin menjadikan NU sebagai organisasi yang mandiri dan mendunia, mandiri tentunya bukan saja mandiri dari sisi ekonomi juga mandiri dari sisi pemikiran. 


“Kita tahu bahwa ulama kita luar biasa pemikirannya sudah mandiri sejak dulu dan juga kemudian mendunia karena karyanya, kitab-kitab karangannya yang saat ini dicetak dan kita tahu mayoritas dengan bahasa Arab, sehingga dunia tahu bahwa Indonesia itu memiliki ulama yang luar biasa dan itu terkenal bisa dilihat dari kitab kitab yang dicetaknya atau yang tersebar dan masih dipelajari sampai saat ini,” ujarnya.


Jika selama ini dunia mungkin mendengar Syekh Nawawi Al-Bantani atau Syekh Mahfudz Atturmuzi, yang paling terkenal diluar negeri, dengan adanya seri agung karya ulama nusatara sepanjang masa ini tentu kemudian nanti ulama-ulama yang lain juga bisa diketahui, bagaimana kebesarannya.


Pewarta: M. Rifqi
Editor: Abdul Manap


Nasional Terbaru