• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Nasional

Mirip Pancasila, Malaysia Punya 5 Rukun Negara untuk Kelola Keharmonian

Mirip Pancasila, Malaysia Punya 5 Rukun Negara untuk Kelola Keharmonian
Tokoh Agama Islam dari Malaysia Muhammad Shamsuri bin Ghazali (Foto: NU Online)
Tokoh Agama Islam dari Malaysia Muhammad Shamsuri bin Ghazali (Foto: NU Online)

Bandung, NU Online Jabar
Pada forum ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC) 2023 di Hotel Ritz-Carlton Jakarta, Senin (7/8/2023). Tokoh Agama Islam dari Malaysia Muhammad Shamsuri bin Ghazali menyampaikan bahwa di negaranya itu terdapat penduduk yang berbeda bangsa, agama, dan sosial-budaya. 


Untuk mengelola keharmonian antar-warga, Malaysia memiliki lima rukun warga yang mirip dengan Pancasila di Indonesia. Ia pun dengan lancar membacakan tiap-tiap sila yang ada dalam Pancasila. Lalu menyebutkan lima rukun warga yang ada di negaranya. 


"Dalam mewujudkan atau memastikan masyarakat berbilang bangsa, agama, dan sosial budaya ini hidup dengan damai dan rukun, maka rukun negara diperkenalkan ada lima. Seperti juga Indonesia, ada Pancasila," katanya saat sambutan


Berikut 5 rukun negara yang ada di Malaysia sebagaimana yang disebutkan oleh Shamsuri:

 
  1. Kepercayaan kepada Tuhan
  2. Kesetiaan kepada raja dan negara
  3. Keluruhan perlembagaan
  4. Kedaulatan undang-undang
  5. Kesopanan dan kesusilaan


Shamsuri kemudian menyampaikan data bahwa saat ini, Malaysia didiami oleh 33,4 juta penduduk. Dari total populasi itu, masyarakat Islam di Malaysia sebanyak 61,32 persen, penganut Buddha 19,84 persen, Kristiani 9,24 persen, Hindu 6,27 persen, dan Konghucu atau Tao 1,26 persen. 


"Inilah wajah negara Malaysia. Toleransi hidup beragama ini seperti Indonesia telah subur diamalkan dalam segenap peringkat usia, ada tua muda, belia. Toleransi ini adalah satu semangat yang coba atau yang telah dibudayakan sebaiknya oleh pemimpin dan masyarakat Indonesia," tutur Shamsuri.


Ia mengatakan, menciptakan hidup yang harmoni cukup mudah tetapi untuk mempertahankannya pasti akan selalu ada rintangan.  


Menurut Shamsuri, Forum ASEAN IIDC 2023 yang ia terlibat di dalamnya ini menjadi satu harapan besar yang perlu disambut baik oleh segenap orang.


"Usaha-usaha inilah merupakan satu tugas yang murni dari pihak pemerintah untuk kita mewajah (menampilkan) ASEAN yang sejahtera dalam bingkai keharmonian," katanya. 


Ia mengajak para pemimpin agama ASEAN untuk bersama-sama memelihara toleransi beragama agar mampu melayari bahtera dunia yang lebih luas terbentang.  


"Jangan kita biarkan ada organisasi atau individu yang coba untuk menggugat keharmonian yang telah ada di ASEAN ini. Insyaallah melalui acara yang telah diagendakan NU ini, satu forum cukup baik untuk kita terus memugar semangat toleransi beragama di negara-negara ASEAN," pungkas Shamsuri.
 


Nasional Terbaru