• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Nasional

Kiai Sahlan: Mbah KH Nawawi Berjan Purworejo, Cikal Bakal Berdirinya Jatman

Kiai Sahlan: Mbah KH Nawawi Berjan Purworejo, Cikal Bakal Berdirinya Jatman
Kiai Sahlan: Mbah KH Nawawi Berjan Purworejo, Cikal Bakal Berdirinya Jatman. (Foto: Abdul Mun'in Hasan).
Kiai Sahlan: Mbah KH Nawawi Berjan Purworejo, Cikal Bakal Berdirinya Jatman. (Foto: Abdul Mun'in Hasan).

Jatman, NU Online Jabar
Salah seorang tim penulis buku Mengenal KH Nawawi Berjan Purworejo, KH Sahlan mengungkapkan, almaghfurlah KH Nawawi merupakan sosok tokoh ulama ahli Thariqoh yang mempunyai pemikiran jauh di masanya (out the box) dan sebagai seorang santri salafiyah yang dapat beradaptasi dengan sistem kemodernan.


Hal tersebut diungkap saat menjadi narasumber discussion Jatman Online (JOL) seri ke-2 yang digelar secara online melalui Zoom Meeting dan Live di kanal Youtube Jatman Online, Sabtu (28/5).


"Sebagai catatan pribadi saya, beliau seorang yang gemar dengan ilmu pengetahuan, seorang manajer yang sangat baik, terkait waktu ada pembahasan khusus, pembagian beliau terkait waktu untuk ibadah (وقت للعبادة), waktu mencari nafkah kehidupan (وقت لكسب المعيشة) serta waktu untuk beristirahat (وقت للاستراحة). Pada waktu itu beliau sudah melalui masanya, apa yg dituliskannya saat ini berhasil oleh putranya Romo Kiai Ahmad Kholwan hingga berkembang pesat Pondok Pesantren An-Nawawi. Ini semua ada dicatatan KH Nawawi Berjan Purworejo," tuturnya yang juga selaku Dosen STAI An-Nawawi.


"Almaghfurlah KH Nawawi menjadi tokoh berdirinya Jatman dengan diawali suksesnya Kongres Alim Ulama pada tahun 1957 di Tegal Rejo, Magelang yang menghadirkan tokoh-tokoh ahli Tarekat pada saat itu dengan hadirnya Mbah Kiai Dalhar Watu Congol dan Mbah Kiai Mahrus, sehingga pada Muktamar NU ke-26 di Semarang Jatman diresmikan," sambungnya.  


Menurutnya, adapun peran penting dari Kongres Alim Ulama yang digagas Almaghfurlah ini bertujuan untuk mempersatukan seluruh Tarekat yang ada di bumi Nusantara ini yang tentunya Mu'tabarah dan pada saat Muktamar NU di Semarang ditambahkan An-Nahdliyah. 


"Praktek tawajuhan yang menyimpang, saling menyalahkan satu dengan yang lain, adanya batasan Tarekat, ini menjadi kekhawatiran beliau ingin merajut silaturahmi antar Tarekat hingga menjadi kesatuan yang Mu'tabarah sehingga Mbah Kiai Nawawi menjadi penggagas Kongres Alim Ulama pertama yang menjadi cikal bakal Jatman pada waktu itu," jelas Kiai Sahlan. 


Dalam kesempatan yang sama, KH Achmad Sodiq sebagai narasumber kedua menyampaikan bahwa buku yang sangat menarik, menjadi jawaban yang selama ini dipertanyakan oleh para pencari Tarekat. 


"Ini menjadi tradisi yang menarik, Maulana Habib Luthfi bin Yahya sangat konsen dan senang dengan data sejarah ini," ucap Kepala Pusat Ma'had al-Jamiah UIN Syarif Hidaytullah Ciputat.


Ia mengungkapkan, bagaimana Kiai Nawawi merakit itu semua agar banyak orang mengetahui asal usul Thariqoh yang Mu'tabarah dan tentunya an-Nahdliyah menjadi jalan untuk menuju Allah SWT dengan wasilah mengikuti Mursyid. 


Pertama suatu yang sangat penting, dengan ada lembaga yang otoritatif yakni dapat meluruskan tentunya dengan hadirnya Jatman.


Kedua dengan Thariqoh Mutabarah, karenanya  sudah tidak dipermasalahkan. "Bisa melahirkan organisasi ini, al-Magfurlah orang tokoh yang besar, ide ini untuk harus dilakukan, para Mursyid harus memahami asal Thariqoh, hal ini harus ditekan oleh Mbah Kiai Nawawi pada saat itu, ini karena ada kekurang bacaan, pemahaman dan pikiran yang sempit, hanya menganggap dirinya yang benar, Thariqoh Mutabarah ini adalah pintu pintu untuk menuju kabah yang satu," jelasnya.


Ketiga Tarekat harus diamalkan yang benar pesan mbah Nawawi, waktunya dzikir, kholwatan, mari dilestarikan, akan membentuk pribadi yang meniti kebenaran (السالك الصحيح) sesuai ajaran Rasulullah Saw yang Mutabarah an-Nahdliyah. 


Perlu diketahui, acara Discussion JOL Seri Ke-2 ini dihadiri oleh Salik dan Salikat dari berbagai daerah. Turut hadir pula Sekjen Jatman KH Masyhudi, dan Gus Wartoi selaku Pimred JOL menyampaikan sambutan, Gus Hamzah al-Farisi sebagai moderator, Ning Khoeru Millatin Sebagai MC. Acara dimulai dengan Tawasul kepada para Muassis NU wabil khusus Muassis Jatman serta menyayikan lagu Indonesia. 


Pewarta : Abdul Mun'im Hasan
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Nasional Terbaru