• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Nasional

Ki Dalang Dadan Sunandar Sunarya Ungkap Kisah Mahabharata dan Ramayana Jadi Cerita Islam dengan Wayang

Ki Dalang Dadan Sunandar Sunarya Ungkap Kisah Mahabharata dan Ramayana Jadi Cerita Islam dengan Wayang
Ki Dalang Dadan Sunandar Sunarya
Ki Dalang Dadan Sunandar Sunarya

Bandung, NU Online Jabar
Ki Dalang Dadan Sunandar Sunarya menceritakan bahwa basis cerita wayang golek bersumber dari kisah Mahabharata dan Ramayana yang berasal dari India. Dua kisah itu memiliki kepercayaan dan kebudayaan yang berbeda dengan Nusantara. 

Namun, kata dia, para wali mampu mengadaptasi dua cerita itu menjadi kisah yang khas Nusantara, baik dari sisi kepercayaan dan kebudayaannya. 

“(Kedua kisah itu, red.) diislamkan,” kata Dadan saat hadir sebagai bintang tamu pada acara Guar Budaya yang ditayangkan NU Jabar Channel, Jumat (19/3), pukul 19.00 WIB.   

Menurut Dadan, pada kisah Mahabharata ada sosok perempuan yang bernama Drupadi. Ia memiliki suami lima atau poliandri, yaitu para Pandawa yang terdiri Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa. Tentu hal itu tidak sejalan dengan ajaran Islam. 

“Di wayang menjadi hanya istri Yudhistira,” kata putra dari Ki Dalang Asep Sunandar Sunarya ini. 

Sosok Durna yang merupakan guru dari Pandawa dan Kurawa, lanjutnya, pada cerita Mahabharata adalah sosok yang segala tahu berbagai ilmu. Ia disebut resi, pandita, wiku.

Mun ayeuna naon, nya, profesor, doktor, jadi dipuja-puja,” katanya.  

Namun, dalam cerita wayang di Indonesia Durna tidak seperti itu. Ia bahkan menjadi sosok orang yang suka mengadudombakan satu orang dengan orang lain. Ini artinya, tidak boleh ada orang yang dikultuskan.

Di dalam cerita wayang juga muncul istilah punakawan yang tidak ada dalam kisah asalnya pada Mahabharata dan Ramayana karena dua kitab itu bercerita tentang tokoh-tokoh berkasta tinggi.  

Dalam wayang di Indonesia memunculkan perwakilan dari masyarakat yaitu Semar dan anak-anaknya: Cepot, Dawala, dan Gareng. Mereka mewakili aspirasi masyarakat kecil.  

Pewarta: Abdullah Alawi


Nasional Terbaru