KH Ihya Ulumiddin: Harmonisasi Sesama Makhluk jadi Pondasi Penting Jalani Kehidupan
Senin, 6 Februari 2023 | 16:00 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Muktamar Internasional Fikih Peradaban I di Hotel Shangri-La, Surabaya, Jawa Timur, Senin (06/02/2023). Acara tersebut merupakan rangkaian acara dari 250-an serial Halaqah Fiqih Peradaban yang sudah terselenggara sejak Agustus 2022 lalu dalam rangka 1 Abad NU.
Pada kesempatan tersebut, KH Ihya Ulumiddin diberikan amanat oleh Sayyid Ahmad bin Muhammad Alawi al Maliki al Hasani, salah satu ulama Sunni yang menjadi rujukan dunia saat ini, untuk menyampaikan pesan perdamaian di gelaran Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I, di Shangri-La Hotel, Surabaya, Senin (6/2/2023).
Dalam pesan yang dibacakan Pengasuh PP Pengembangan Dakwah Nurul Haromain Pujon - Malang itu, Sayyid Ahmad menyebutkan bahwa prinsip kehidupan yang harmonis menjadi pondasi penting dalam menjalani kehidupan setiap makhluk di muka bumi.
"Maka harmonisasi menjadi tolok ukur utama dalam menjalani kehidupan dengan sesama makhluk beragama," kata Kiai Ihya membacakan pesan Sayyid Ahmad..
Ia menerangkan, hal itu, telah terbukti dan dicontohkan langsung oleh Nabi SAW dalam membimbing kaum Quraisy dari zaman pra Islam (jahiliyyah) dengan akhlak mulia.
"Mekkah pada saat itu, seperti yang kita ketahui, ada dalam kegelapan dan kejahilan. Tapi Nabi SAW dengan sabar dan akhlak mulianya menghadapi itu," terang dia.
Sebagai orang yang berpanutan kepada Nabi SAW, terang dia, sepatutnya umat Islam dalam menghadapi setiap tantangan atau perbedaan di zaman sekarang harus menyikapinya dengan kepada dingin dan sikap dewasa sebagaimana dicontohkan Nabi SAW.
"Nabi SAW sebagai panutan kita maka sudah barang tentu patut kita teladani perangainya," jelas dia.
Nabi SAW, lanjut dia, juga mencontohkan untuk mengatasi fitnah yang dapat memecah belah umat di mana umat saat ini sangat membutuhkan kesatuan karena banyak pihak yang ingin meruntuhkannya.
"Yang perlu dilakukan seorang Muslim keterbukaan, loyalitas, dan keadilan, kesadaran atas hak dan kewajiban. Dan tujuan utama dari seorang Muslim adalah agar menjadi khalifah di muka bumi," ungkapnya.
Oleh karena itu, dalam kesepakatan piagam Madinah Nabi SAW menyepakati untuk tidak membeda-bedakan kedudukan sesama makhluk beragama. Hal ini untuk menghindari perpecahan dan fitnah yang dapat menimbulkan perpecahan pada masa itu.
"Nabi menyamaratakan semua kehidupan pasca piagam Madinah, baik Islam maupun non-Islam," tuturnya.
Secara khusus, Kiai Ihya menyampaikan apresiasi Sayyid Ahmad bin Muhammad Alawi untuk gelaran akbar Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I ini.
"Saya apresiasi gelaran yang diselenggarakan NU sebagai organisasi moderat dan pilar persatuan Indonesia," pungkasnya.
Editor: Abdul Manap
Terpopuler
1
Khutbah Jumat Terbaru: Bulan Rajab, Momentum untuk Tingkatkan Kualitas Spiritual Diri
2
Resmi, Embarkasi Haji Indramayu Jadi Lokasi Gelaran Peringatan Harlah ke-102 NU dan Muskerwil PWNU Jawa Barat 2025
3
PWNU Jawa Barat Tunjuk KH Anang Jauharudin Jadi Ketua Panitia Harlah ke-102 NU Jabar dan Muskerwil 2025
4
PPG Kemenag Dibuka Mulai Maret untuk 269 Ribu Guru, Ini Kriterianya
5
Relevansi Tema Harlah NU ke 102 dengan Nilai-Nilai Keindonesian
6
Jajaran Syuriah dan Tanfidziyah PWNU Jawa Barat Terima Kunjungan Pj Gubernur di Kantor, Ini yang Dibahas
Terkini
Lihat Semua