• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 28 Juni 2024

Nasional

HAJI 2024

Kemenag Sebut Nusuk dan Skema Murur Dua Kunci Sukses Puncak Ibadah Haji 2024

Kemenag Sebut Nusuk dan Skema Murur Dua Kunci Sukses Puncak Ibadah Haji 2024
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat berkunjung ke Kantor Daker Madinah (Foto: Kemenag)
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat berkunjung ke Kantor Daker Madinah (Foto: Kemenag)

Bandung, NU Online Jabar
Puncak ibadah haji telah usai, dan prosesi ibadah haji tahun 2024 pun akan segera berakhir. Saat ini, jamaah haji gelombang pertama mulai dipulangkan ke tanah air, sementara gelombang kedua masih melakukan prosesi ibadah lainnya di Madinah.


Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengaku bersyukur puncak haji berjalan dengan lancar. Hal itu disampaikan Gus Men, panggilan akrabnya, saat berkunjung ke Kantor Urusan Haji Daerah Kerja Madinah.


“Alhamdulillah, puncak haji berjalan dengan lancar mulai dari prosesi di Arafah, Muzdalifah hingga Mina, semua berjalan baik dan lancar,” ujar Gus Men seperti dikutip dari laman resmi Kemenag, Jumat (21/6/2024).


Hal ini tidak lepas dari penerapan kebijakan Smart Card, atau yang biasa disebut dengan Kartu Nusuk, dan adanya skema murur pada proses pendorongan jamaah haji dari Arafah ke Mina. Murur adalah skema pergerakan jamaah haji dari Arafah, melintas di Muzdalifah (tanpa turun dari bus), dan langsung menuju Mina.


“Saya kira salah satu kunci sukses dan lancarnya perjalanan jamaah haji kita ada pada dua hal ini,” ungkap Menag.


Menurutnya, Smart Card dan skema murur menjadi strategi yang berhasil diterapkan untuk mengurangi kepadatan saat puncak haji. “Banyak hal baru dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Pertama soal Kartu Nusuk atau Smart Card, di mana Pemerintah Arab Saudi bisa dengan mudah mendeteksi mana jamaah haji yang legal maupun ilegal,” jelasnya.


Dengan adanya penerapan Kartu Nusuk ini, sambung Gus Men, kepadatan tidak separah tahun-tahun sebelumnya. “Alhamdulillah, tahun ini dengan adanya pembatasan melalui Kartu Nusuk itu, meskipun ada kepadatan-kepadatan di beberapa titik tertentu, tidak semasif tahun lalu,” ungkapnya.


“Apalagi dengan skema murur yang diterapkan di Muzdalifah, kita juga sudah melakukan inovasi yang kemudian kita sebut sebagai game changer dari semua layanan yang pemerintah berikan kepada jamaah saat puncak haji,” pungkas Gus Men.


Hal ini, lanjut Gus Men, adalah hasil kerja keras dari semua pihak. “Kerja keras semua, teman-teman, baik itu di Ditjen PHU, teman-teman petugas, dan kerja sama yang baik dengan Pemerintah Arab Saudi,” ujarnya.


Ia tidak memungkiri bahwa memang ada beberapa kekurangan. “Jika kemudian ditemukan satu dua kekurangan saya kira tidak ada yang sempurna dalam hidup ini,” katanya.


“Tapi itu bukan pembenaran bahwa kita kemudian berhenti untuk melakukan perbaikan,” lanjut Gus Men.


Gus Men memastikan bahwa kekurangan tersebut akan diperbaiki pada penyelenggaraan haji di tahun berikutnya. “Beberapa kekurangan yang kita temukan insya Allah ke depan akan kita perbaiki agar layanan jamaah semakin tahun semakin baik,” tandasnya.


Nasional Terbaru