• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Nasional

Katib Syuriyah PBNU: Kalau Ingin Besar dan Akarnya Kuat, Dibangun dari Kemandirian

Katib Syuriyah PBNU: Kalau Ingin Besar dan Akarnya Kuat, Dibangun dari Kemandirian
Katib Syuriah PBNU KH Hasan Nuri Hidayatullah (Gus Hasan) Saat Membacakan Teks Bai'at. (Foto: IG Gus Hasan).
Katib Syuriah PBNU KH Hasan Nuri Hidayatullah (Gus Hasan) Saat Membacakan Teks Bai'at. (Foto: IG Gus Hasan).

Kota Bandung, NU Online Jabar 
Salah seorang Katib Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasan Nuri Hidayatullah menyebutkan bahwa pertama yang harus dimiliki oleh pengurus NU yakni harus mampu menyelesaikan tugas dengan ikhlas. Menurutnya, hal tersebut tujuan utamanya untuk berkhidmah.


"Kenapa demikian? Karena akhir jaman ini banyak fitnah yang mudah dijadikan alat oleh syaithon untuk menipu daya. Biar selamat modal yang utama untuk menyelamatkan diri dari tipu dayanya  syaiton yaitu dalam kita berkhidmahnya ikhlas," jelasnya saat menghadiri pelantikan sekaligus Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab), yang bertempat di Pondok Pesantren Nurul Iman Cibaduyut Kota Bandung, Sabtu (2/3/2024) lalu. . 


Kiai yang akrab disapa Gus Hasan tersebut mengutip salah satu firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat  


...وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ ۝٣اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ ۝٤


Artinya: "...Dan sungguh aku akan menyesatkan mereka semua. Kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih (karena keikhlasannya) di antara mereka,” (QS Al Hijr; 39-40).


"Sampean ikhlas dalam berkhidmah kepada Jamiah NU dan dapat sesuatu yang istimewa, begitupun sampean tidak ikhlas ketika berkhidmah di dalam jamiah NU juga percuma tidak akan ada nilainya apa yang kita lakukan baik disisi para muassis maupun di sisinya Allah SWT dimodal utamai,"ujarnya 


Kedua, pengurus NU harus bisa menjaga niat. "Niat ini perkara sederhana hanya niat gitu aja. Tapi niat ini selalu disebutkan dalam pelajaran-pelajaran agama terutama di dalam kitab-kitab fiqih hampir dalam 70 bab lebih niat ini selalu menempati posisi pertama," tuturnya.


Karenanya, kiai yang akrab disapa Gus Hasan menuturkan bahwa hal itu agar kita bisa di aku.


"Nahdlatul Ulama sebenarnya gak butuh dengan kita, kita ini yang butuh kepada Nahdlatul Ulama. Jadi pengurus Nahdlatul Ulama ya istimewa, gak jadi pengurus Nahdlatul Ulama ya tetep istimewa juga tanpa kita-kita. jadi sebenarnya dengan ber-Nahdlatul Ulama menjadi istimewa, minimal kita ini diaku. Orang ngaku sama diaku itu beda, orang bisa saja ngaku saya murid siapa syekh siapa di timur tengah, yang namanya syekh fulan tapi ketika konfirmasi kesana bisa saja tidak kenal dengan kita, pengakuan kita," paparnya.


Makanya, sambung Gus Hasan, kalau kita ber NU dengan mengurus jam'iyah istimewa itu langsung diaku oleh mbah Hasyim sebagai santrinya untung sebenarnya ketika mengurus Nahdlatul Ulama. Ia menilai, belum tentu NU ketika yang mengurus bukan kita tidak lebih maju.


"Tapi ini adalah takdir Allah yang menjadikan kita manusia beruntung maka tatalah niat kita untuk di dalam jamiyah NU ini dalam rangka berkhidmah," katanya. 


"Manusia yang paling mulia adalah manusia yang berkhitmah yaitu "Sayyidul Qaumi Khadimuhum" manusia yang paling istimewa adalah  yang paling banyak khidmahnya karena mereka adalah  "Man Khodam Qodam" siapa yang berkhidmat maka dia akan menjadi istimewa,"sambung Gus Hasan 


Kiai yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren As-Shidiqiyah Cilamaya Karawang tersebut mengungkapkan, salah satu diantara inspirator keberadaan Nahdlatul Ulama adalah Syaikhona Kholil Bangkalan. Beliau adalah satu diantara sekian ulama besar yang memberikan potret contoh, mentransfer ilmu dan keberkahannya melalui teori khidmah yang hampir semua santrinya persentasi khidmahnya jauh lebih besar dibandingkan persentase ngajinya itu.


"Berkhidmah bisa dalam bentuk apa aja,  pokonya wajib ada khidmah dan ternyata orang-orang besar yang ada di negeri kita hari ini kalo di urut secara perjalanan panjangnya dalam masa kolapnya adalah mereka di dominasi orang-orang yang ngisi hidupnya dalam masa kolap dengan berkhidmah," ucapnya 


Gus Hasan mengutip salah satu hadist Nabi saw : 


فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوُلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ.


"Khidmah itu nilai keberkahannya jauh lebih besar orang  yang sukses, secara khidmah itu luar biasa apalagi berkhidmah ke jam'iyyah yang didirikan oleh orang solehnya disaksikan oleh semuanya dzohiron wa bathinan dirasakan oleh semuanya yang ada dihadapan kita, orang itu kalau keramat ketika hidup dan tidak keramat ketika mati,"jelasnya 


Gus Hasan berpesan kepada seluruh peserta yang baru saja dilantik untuk selalu berkhidmah pada jam'iyyah NU. "Jadi orang itu memang kalo ingin besar dan akarnya kuat, di bangun dari kemandirian. Andaikan ada dari yang lain itu adalah berkah dari pada kemandirian," jelasnya.


Selain itu, Gus Hasan yang merupakan menantu dari Almaghfurlah KH Noer Muhammad Iskandar SQ tersebut juga menegaskan bahwa dalam berorganisasi itu ada aturannya.


"Kita ini dalam berorganisasi ada aturannya, ada namanya anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dulu peraturan organisasi sekarang istilahnya Perkum atau pepaturan perkumpulan yang menerjemahkan dalam anggaran dasar rumah tangga yang perumusannya dilaksanakan melalui munas dan konferensi besar," tandasnya.


Nasional Terbaru