Gus Yahya Ungkap Peran Penting Perempuan di Awal Pembentukan NU
Sabtu, 20 Januari 2024 | 10:00 WIB
Hasemi Fauziah
Kontributor
Bandung, NU Online Jabar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyoroti sejarah peran penting yang dimainkan oleh perempuan pada masa-masa awal pembentukan NU. Hal tersebut diungkap dalam sambutannya di perayaan Harlah ke-78 Muslimat NU. di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta. Sabtu (20/1/2024).
Di lansir dari nuonline, Kiai Yahya menyebutkan Pada tahun 1926 dibentuk, jamiyah Nahdlatul Ulama mengakui pentingnya peran Muslimah dan memperkuatnya dengan mendirikan organisasi Muslimat NU pada tahun 1946.
"Delapan tahun sebelum itu, pada tahun 1938, para muassis NU memberikan tempat, panggung kepada ibu-ibu, mempersilakan Nyai Siti Syarah dan Nyai Djuaesih untuk berpidato di depan para kiai peserta Muktamar di Menes, Banten," ungkapnya.
Gus Yahya sapaan akrabnya menekankan bahwa tindakan ini menunjukkan strategi yang dipikirkan dengan matang oleh muasis NU untuk memperkuat peran perempuan dalam organisasi.
“Ini berarti muassis Nahdlatul Ulama sungguh berpikir dan merancang strategi untuk penguatan ibu-ibu Nahdlatul ulama,” tutur dia.
"NU didirikan dengan cita-cita peradaban, dan cita-cita itu harus dimulai dengan mewujudkan negara yang kuat. Nahdlatul Ulama tahu untuk mendirikan negara yang kuat, ibu-ibu adalah kunci, karena annisa imadul bilad, perempuan adalah tiang negara," jelasnya.
Kiai yang juga selaku Ketua Umum PBNU masa khidmat 2021-2026 itu menegaskan semangat kesetaraan dan persaudaraan,ia menegaskan pesan di bawah bendera Nahdlatul Ulama, laki-laki dan perempuan setara
"Tidak laki-laki, tidak perempuan, semua setara. Dan kita akan terus setara, bersama bergandengan tangan, bersaudara untuk berjuang dengan Nahdlatul Ulama, berjuang untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Gus Yahya.
Demikian, Gus Yahya menyatakan bahwa ibu-ibu Muslimat siap bersama-sama bergerak untuk menopang kejayaan bangsa dan negara. "Muslimat kuat, Indonesia kuat. Ibu-ibu Muslimat memperkuat Indonesia," seru Gus Yahya.
Sebagai informasi, perayaan Harlah ke-78 Muslimat NU dihadiri oleh 150 ribu jamaah dari seluruh penjuru Indonesia badan perwakilan luar negeri. Diawali dengan khataman Al-Qur’an sebanyak 2.024 kali dan ditutup dengan pembacaan doa oleh Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Habib Luthfi bin Yahya.
Terpopuler
1
Amalan 10 Hari Pertama dan 6 Hari Istimewa di Bulan Dzulhijjah
2
Innalillahi, Wakil Rais Syuriah PCNU Kota Bekasi KH Ahmad Qurtubi Hasan Wafat
3
PCNU Cianjur Terima Kunjungan BRI: Bahas Penguatan Ekonomi dan Program Sosial
4
Khutbah Jumat Singkat: Tujuh Amalan yang Pahalanya Terus Mengalir
5
Alhamdulillah, Belasan Santri Pesantren YAPINK Pusat Lulus Seleksi Jadi Mahasiswa Universitas Al-Azhar Mesir 2025
6
Kemenag Umumkan 1.223 Peserta Lolos Seleksi Nasional ke Universitas Al-Azhar 2025, Download di Sini
Terkini
Lihat Semua