• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Nasional

Gus Yahya Ungkap Peran Penting Perempuan di Awal Pembentukan NU

Gus Yahya Ungkap Peran Penting Perempuan di Awal Pembentukan NU
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf


Bandung, NU Online Jabar

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf  menyoroti sejarah peran penting yang dimainkan oleh perempuan pada masa-masa awal pembentukan NU. Hal tersebut diungkap dalam sambutannya di perayaan Harlah ke-78 Muslimat NU. di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta. Sabtu (20/1/2024).


Di lansir dari nuonline, Kiai Yahya menyebutkan Pada tahun 1926 dibentuk, jamiyah Nahdlatul Ulama mengakui pentingnya peran Muslimah dan memperkuatnya dengan mendirikan organisasi Muslimat NU pada tahun 1946.


"Delapan tahun sebelum itu, pada tahun 1938, para muassis NU memberikan tempat, panggung kepada ibu-ibu, mempersilakan Nyai Siti Syarah dan Nyai Djuaesih untuk berpidato di depan para kiai peserta Muktamar di Menes, Banten," ungkapnya.


Gus Yahya sapaan akrabnya menekankan bahwa tindakan ini menunjukkan strategi yang dipikirkan dengan matang oleh muasis NU untuk memperkuat peran perempuan dalam organisasi. 


“Ini berarti muassis Nahdlatul Ulama sungguh berpikir dan merancang strategi untuk penguatan ibu-ibu Nahdlatul ulama,” tutur dia.  


"NU didirikan dengan cita-cita peradaban, dan cita-cita itu harus dimulai dengan mewujudkan negara yang kuat. Nahdlatul Ulama tahu untuk mendirikan negara yang kuat, ibu-ibu adalah kunci, karena annisa imadul bilad, perempuan adalah tiang negara," jelasnya.


Kiai yang juga selaku Ketua Umum PBNU masa khidmat 2021-2026 itu menegaskan semangat kesetaraan dan persaudaraan,ia menegaskan pesan di bawah bendera Nahdlatul Ulama, laki-laki dan perempuan setara


"Tidak laki-laki, tidak perempuan, semua setara. Dan kita akan terus setara, bersama bergandengan tangan, bersaudara untuk berjuang dengan Nahdlatul Ulama, berjuang untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Gus Yahya.


Demikian, Gus Yahya menyatakan bahwa ibu-ibu Muslimat siap bersama-sama bergerak untuk menopang kejayaan bangsa dan negara. "Muslimat kuat, Indonesia kuat. Ibu-ibu Muslimat memperkuat Indonesia," seru Gus Yahya.


Sebagai informasi, perayaan Harlah ke-78 Muslimat NU dihadiri oleh 150 ribu jamaah dari seluruh penjuru Indonesia badan perwakilan luar negeri. Diawali dengan khataman Al-Qur’an sebanyak 2.024 kali dan ditutup dengan pembacaan doa oleh Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Habib Luthfi bin Yahya.


Nasional Terbaru