• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Nasional

Gus Yahya: Perlu Seribu Hingga Sejuta Orang untuk Menghidupkan Gus Dur 

Gus Yahya: Perlu Seribu Hingga Sejuta Orang untuk Menghidupkan Gus Dur 
Ketua Umum terpilih Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Foto-NUO)
Ketua Umum terpilih Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Foto-NUO)

Jakarta, NU Online Jabar
KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur adalah sosok unik dan langka yang sangat jarang ditemukan. Pemikiran, gagasan, ide, dan visi misinya dalam menebarkan nilai-nilai kemanusiaan bagi semua umat manusia tanpa terkecuali merupakan nilai luhur yang diperjuangkan semasa hidupnya. 


Ketua Umum terpilih Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf bahkan sampai menegaskan bahwa apabila tidak ada satu orang pun yang bisa mengatakan sosok Gus Dur. Maka perlu disediakan seribu orang untuk bekerja seperti Gus Dur. Bahkan, kiai yang akrab disapa Gus Yahya tersebut mengatakan, jika seribu orang tidak cukup untuk menghadirkan sosok seperti Gus Dur, maka ia mengajak sejuta orang agar mampu bekerja laksana Gus Dur. 


“Kalau sejuta orang belum cukup, mari kita ajak seluruh umat manusia untuk bersama-sama mengadopsi, mempercayai nilai-nilai yang dulu diperjuangkan oleh Gus Dur, gerakan yang dulu dijihadi oleh Gus Dur, nilai-nilai kemanusiaan universal, dan perjuangan untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik, yang lebih mulia bagi peradaban umat manusia seluruhnya. Mari kita bangun gerakan menghidupkan Gus Dur,” tegas Gus Yahya saat menghadiri Haul ke-12 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan pada Kamis (30/12/2021) lalu. 


Gus Yahya menuturkan bahwa sepeninggal Gus Dur sejak 12 tahun lalu, selama rentang waktu itulah bangsa Indonesia dan anak-anak kemanusiaan di seluruh dunia terpaksa untuk meneruskan hidup tanpa kehadiran Gus Dur secara fisik. 


“Tapi kita bisa merasakan dan saya tahu, saya bisa merasakan betapa saudara-saudara semua, sampai detik ini, terus menerus merindukan Gus Dur. Kita tahu di luar sana, sekian banyak orang anak-anak bangsa, anak-anak kemanusiaan, tidak henti-hentinya merindukan Gus Dur,” katanya.


Menurutnya, kerinduan itu muncul lantaran semua orang masih membutuhkan kehadiran Gus Dur. Terlebih di tengah berbagai persoalan dan banyaknya kesulitan yang melingkupi bangsa Indonesia, alangkah sedikitnya orang yang tampil dengan kecerdasan untuk menawarkan jalan keluar seperti Gus Dur. 


“Di tengah mendung moral yang menggelapi dunia di sekitar kita, alangkah sedikit yang hadir di tengah-tengah manusia dengan kejujuran penuh seperti Gus Dur. Di tengah-tengah begitu banyak ketidakpastian masa depan, kekalutan, alangkah sedikit yang mampu tampil dengan gerakan-gerakan profetik seperti Gus Dur. Rasanya, tidak ada lagi hari ini seorang manusia yang bisa berperan menggantikan Gus Dur. Tetapi saudara-saudara sekalian, kita semua mengenal Gus Dur, kita menghabiskan masa belajar kita untuk belajar tentang Gus Dur,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu. 


Mengajak Masyarakat Membangun Gerakan Menghidupkan Gus Dur 


Gus Yahya yang pernah menjadi ajudan Gus Dur pada saat menjadi presiden pada 1999-2001 pun mengajak masyarakat dan seluruh umat manusia untuk membangun gerakan menghidupkan Gus Dur. Menurutnya, ada dua hal istimewa yang terdapat pada sosok Gus Dur yakni idealisme dan visinya. 


“Idealisme Gus Dur adalah idealisme kemanusiaan inklusif, kemanusiaan universal, bahwa kita sebagai manusia harus berpihak kepada seluruh manusia tanpa kecuali, tanpa peduli latar belakang apa pun,” tegas Gus Yahya. 


Sementara visi Gus Dur, imbuh dia, adalah bergerak untuk mengupayakan transformasi realitas dan transformasi masyarakat seluas-luasnya. Gerakan itu memiliki tujuan untuk menuju kualitas kehidupan yang lebih baik untuk semua manusia.


“Mungkin kita punya peluang untuk menghadirkan kembali apa yang dulu pernah dihadirkan oleh Gus Dur apabila kita mengupayakannya bersama-sama,” pungkasnya. 


Editor: Agung Gumelar 
Sumber: NU Online 


Nasional Terbaru