• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Nasional

Gus Hasan Ungkap Kisah Awal Rasulullah Hijrah dari Makkah ke Madinah

Gus Hasan Ungkap Kisah Awal Rasulullah Hijrah dari Makkah ke Madinah
Ketua PWNU Jawa barat KH Hasan Nuri Hidayatullah
Ketua PWNU Jawa barat KH Hasan Nuri Hidayatullah

Bandung, NU Online Jabar
Ketua PWNU Jawa barat KH Hasan Nuri Hidayatullah mengatakan, umat Islam, khususnya Nahdliyin harus meneladani perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Salah satu yang perlu diteladani adalah sesaat sebelum perjalanan hijrah Rasulullah SAW dari Makkah menuju Madinah. 

Kiai yang akrab disapa Gus Hasan ini menjelaskan kepada NU Online Jabar, Rabu (19/8), sebelum berangkat hijrah, Nabi Muhammad diberi seekor unta oleh sahabatnya, Abubakar Shidiq RA. Ternyata Nabi Muhammad menolak hadiah itu dan bertanya berapa harganya. Dengan berat hati, Sayidina Abubakar memberitahukan harga. Kemudian Nabi Muhammad membayar sesuai harga itu. 

Ketika sampai di Madinah, Nabi Muhammad dan rombongan beristirahat di satu tempat. Nabi Muhamamd pun bertanya kepada para sahabatnya. “Kita beristirahat di tempat milik siapa?” 

Sahabat memberitahukan bahwa tanah itu adalah milik dua anak yatim bernama Sahal dan Suhail.

Nabi Muhammad meminta sahabat agar memanggil kedua anak yatim itu. Ketika dua anak itu datang, mereka melihat Rasulullah. Keduanya tertarik melihat nur yang ada pada wajah Rasulullah sehingga mereka berkeinginan untuk menghadiahkan sebidang tanah itu kepadanya. 

Lagi-lagi Rasulullah menolak hadiah itu dan bertanya berapa harganya. Setelah diberi tahu, Rasulullah pun membayarnya. 

“Diberi seekor unta untuk menjadi kendaraan perjalanan hijrah, ditolak, dan membeli unta tersebut. Diberi sebidang tanah oleh dua anak yatim pun ditolak, dan dibeli tanah tersebut, yang akhirnya dibangun menjadi masjid yang sekarang menjadi Masjid Nabawi,” komentar Gus Hasan.  

Menurut Gus Hasan, ada satu pelajaran yang bisa kita petik dari kisah ini. Ketika kita akan berjuang, maka hendaknya kita memulai mengorbankan sesuatu yang menjadi milik kita sendiri sebelum kita mengajak orang lain. 

“Insyaallah ketika sesuatu itu dimulai dari diri kita, dakwah kita akan menjadi lebih ikhlas. Dakwah kita akan menjadi dakwah yang lebih sempurna karena tidak hanya memerintah orang lain, tetapi mengajak dengan mengawali dari apa yang kita lakukan,” ungkap pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 3 Cilamaya, Kabupaten Karawang ini. 

Pewarta: Abdullah Alawi
 


Editor:

Nasional Terbaru