• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 11 Mei 2024

Nasional

Gus Hasan Kisahkan Nabi Ibrahim yang Penuh Teladan (1)

Gus Hasan Kisahkan Nabi Ibrahim yang Penuh Teladan (1)
Ilustrasi: NU Online
Ilustrasi: NU Online

Dalam kegiatan Peringatan Haul KH Ruhiat ke 44 dan KH Moch Ilyas Ruhiat ke 14 yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (26/7), Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatu Ulama (PWNU) Jawa Barat, KH Hasan Nuri Hidayatullah mengungkapkan bahwa Nabiyullah Ibrahim As sebagai salah satu sosok yang sukses mencetak generasi.

"Nabiyullah Ibrahim As sebagai orang tua, sebagai bapak dari anak-anaknya, tidak pernah memelihara sifat yang namanya dendam, tidak pernah memelihara sifat benci kepada orang yang senang kepada beliau, maupun kepada orang yang tidak senang kepada beliau. Semua didoakan baik oleh Nabiyullah Ibrahim As," ungkapnya.

Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Quran surat Ibrahim ayat 6 untuk mengabadikan apa yang dimiliki oleh Nabiyullah Ibrahim dalam kebiasaan hidupnya ketika melakukan dakwah:

فَمَن تَبِعَنِى فَإِنَّهُۥ مِنِّى ۖ وَمَنْ عَصَانِى فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

"Ya Allah, waman tabi'ani siapa yang mengikuti saya, fainnahu minni, dia golongan saya, waman 'ashoonii, siapa yang melawan saya, Nabiyullah ibrahim tidak mendoakan jelek, tapi Nabi Ibrahim mengatakan, fainnaka ghafuururrahiim," jelas Gus Hasan sapaan akrab Ketua PWNU Jawa Barat tersebut.

Gus Hasan menuturkan, hal itu juga terjadi pada diri Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah. Pada saat beliau berada di Thaif itu dilempar batu, diejek, diganggu dakwahnya, beliau juga tidak mendoakan dengan doa yang jelek. Bahkan Rasulullah SAW memohon kepada Allah SWT:

نرجو ان يخرج من بطونهم المسلمين 

"Saya berharap keluar dari rahim hari ini orang-orang yang mengejek saya, keluar dari rahim mereka orang-orang yang mengesakan engkau Ya Allah" tuturnya.

Dari ketabahan Rasulullah SAW itu pun, kemudian diberi hadiah istimewa oleh Allah SWT berupa dzuriyah yang thayibah, dimana ini merupakan berkah dari pada kebersihan jiwa sebagai orang tua. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 33:

إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

Karenanya penting, sambung Gus Hasan. Nahdlatul Ulama mengajarkan kepada kita membangun persaudaraan dengan siapa saja tanpa ada batas sebagai sesama Muslim diikat dengan yang namanya ukhuwah islamiyah, ukhuwah imaniyah dan itulah yang diajarkan oleh Al-Quran. Ia mengutip surat Al-Hujurat ayat 10:

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ

Selain itu, Gus Hasan juga menegaskan, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kita diikat oleh tali persaudaraan sehingga kita tidak ada musuh dalam berbangsa. 

"Namanya ukhuwah wathaniyah yang diikat dengan Piagam Madinah. Sebagai sesama manusia hamba Allah kita diikat dengan ukhuwah basyariyah persaudaraan sesama hamba-hamba Allah SWT yang tanpa memandang agama," tegasnya.

Kemudian Gus Hasan mengutip firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 13:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟

Bahkan menurutnya, di dalam berorganisasi pun kita juga diikat dengan ukhuwah an-nahdliyah, sehingga tidak ada alasan sebagai sesama, baik sesama pengurus, anggota, maupun yang aktif ngurus organisasi, untuk saling bermusuhan antara yang satu dengan yang lainnya. Sebab, ini sebagai bentuk kita dididik oleh para muassis jam'iyah Nahdlatul Ulama untuk menciptakan tali persaudaraan, meniru sunah-sunah yang sudah pernah dicontohkan oleh salah satunya Nabiyullah Ibrahim As, dan lebih dominan lagi oleh Nabi Muhammad SAW.

Dalam kesempatan yang sama, Pimpinan Pondok Pesantren Assiddiqiyah Cilamaya Kabupaten Karawang tersebut juga mengungkapkan, dalam ayat Al-Quran, ayat yang menjelaskan uswatun hasanah itu ketika menceritakan Baginda Nabi SAW dan Nabiyullah Ibrahim As. Bahkan, didalam shalat pun dua nabi ini yang dikenang dalam perjalanannya. 

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كما صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وعلى آلِ سَيِّدِنَا إبْراهِيمَ

"Walaupun shalatnya shalat duha, shalat duha kan pengen kaya, tidak shalawat sulaemaniyyah juga tidak ada, Kama shallaita 'ala sulaeman, wa'ala aali sulaeman, tidak ada, tetap wa'ala aali sayyidina ibrahim. Itulah, Nabi Ibrahim mencontohkan kepada kita dan sudah dibuktikan," ungkapnya.

Dan tidak hanya itu saja, berkah kesabarannya Nabiyullah Ibrahim As dalam menghadapi perjalanan dakwah, yang diraih Nabiyullah Ibrahim As adalah syariat-syariat yang  diturunkan oleh Allah kepada Nabiyullah Ibrahim berlanjut dibawa menjadi syari'at yang juga diteruskan oleh Nabi Muhammad SAW. 

"Syariatnya Nabiyullah Ibrahim As itu semua syariatnya nyenengin orang, salah satunya yang baru saja kita lewatin, Qurban. Siapa yang ngga seneng dengan Qurban, orang ngga pernah makan daging, makan daging semua, orang yang seneng ngopeni domba sama sapi, tadinya ngga punya kerjaan jadi laku, yang punya alat transportasi mengantarkan jadi punya potensi ekonomi, tidak hanya sosial, ekonomi, juga ubudiyah di dalamnya," jelas Gus Hasan.

Ia juga menambahkan, sampai hari ini syariatnya kekal dan itulah yang pernah Nabiyullah Ibrahim minta kepada Allah SWT.

رَبِّ اجْعَلْ لِّيْ لِسَانَ صِدْقٍ فِى الْاٰخِرِيْنَ ۙ

"Ya Allah, jadikanlah saya orang yang punya kenangan baik, tapi bagaimana untuk menciptakan semua itu? Diawali dengan kebersihan jiwa, tidak punya rasa dendam, tidak punya rasa marah yang berlebihan kepada siapapun," tutur Gus Hasan.

Akan tetapi, terkadang jika Orang yang marahnya berlebihan, itu kembalinya dicoba oleh Allah kepada dirinya sendiri. 

Yang terjadi kepada Nabiyullah Nuh As. Ketika Nabiyullah Nuh As digoda oleh Allah dengan umat yang nakal melawan dakwahnya beliau. Ia mengutip doanya Nabiyullah Nuh As dalam Al-Quran surat Nuh ayat 26-27:

وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى ٱلْأَرْضِ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ دَيَّارًا
 إِنَّكَ إِن تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا۟ عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوٓا۟ إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا

"Itu doanya Nabi Nuh As. Ya Allah, kalo orang kafir ternyata begini susahnya diatur, habisin saja mereka semua jangan sisakan dimuka bumi ini sedikitpun, habis semuanya yang melawan Nabi Nuh. Semua yang selamat hanya yang ada di dalam perahu," ungkapnya. "Tapi Allah kasih cobaan satu anaknya ada yang tidak mau ikut dengan perahunya Nabi Nuh, sehingga mati dalam keadaan kafir," lanjut Gus Hasan.

Oleh sebab itu, mendoakan orang lain dengan doa yang tidak baik itu tidak ada gunanya sebenarnya. Sebab, doa yang tidak baik kita lontarkan kepada orang lain hakikatnya itu seperti laknat, yang ketika keluar dari mulut seseorang dia akan berjalan ke langit, mencari penduduk langit yang pantas untuk di laknat, ketika tidak ditemukan dia akan turun kembali ke bumi, mencari penduduk bumi yang pantas untuk di laknat, ketika di bumi tidak menemukan maka laknat itu akan kembali kepada orang yang mengucapkan itu sendiri.

نسأل الله السلامة والعافية

"Itu yang pertama, penting untuk kita semua berjuang untuk membersihkan jiwa, itu adalah perjuangan yang luar biasa berat," tutur Gus Hasan.

Pewarta: Muhammad Rizqy Fauzi
Editor: Abdullah Alawi

 


Nasional Terbaru