• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Nasional

Berikut Lima Rekomendasi Internal Hasil Rakornas LP Ma'arif NU 2023

Berikut Lima Rekomendasi Internal Hasil Rakornas LP Ma'arif NU 2023
Inilah Lima Rekomendasi Internal Rakornas LP Ma'arif NU 2023
Inilah Lima Rekomendasi Internal Rakornas LP Ma'arif NU 2023

Jakarta, NU Online Jabar
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang digelar oleh Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) pada Senin (6/2) di Surabaya, melahirkan beberapa rekomendasi. Pertama, pembentukan Asosiasi Guru Mata Pelajaran (Mapel) yang berkolaborasi dengan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).


“Dalam rangka menguatkan kualitas guru-guru Ma’arif NU utamanya penguatan kemampuan pada bidang tertentu dan sebagai wadah mengasah kemampuan akademik dan  keterampilan guru, maka kepada pengurus Ma’arif NU untuk menginisiasi lahirnya asosiasi guru mata pelajaran dalam lingkup Ma’arif NU,” kata Oghie, dilansir dari website NU Online, Jumat (10/2).


Ia mengatakan, asosiasi yang dimaksud seperti asosiasi guru mata pelajaran MIPA meliputi matematika, biologi, fisika, dan kimia atau asosiasi guru mata pelajaran bahasa asing seperti bahasa Arab, Jerman, Inggris dan lainnya. Atau nama lain yang mencirikan perkumpulan guru mata pelajaran.


“Berkait pembentukan asosiasi guru Ma’arif NU sebagai amanah Rakernas 2022 yang lalu, utamanya asosiasi guru mapel, LP Maarif NU harus segera mengoordinasikan dengan Pergunu untuk mewujudkan asosiasi ini,” jelas Oghie.


Kedua, yaitu rekomendasi tentang profil pelajar NU. Dalam rekomendasi ini, Oghie menjelaskan, sebagai penanda otomatis anggota organisasi pelajar yang bernaung di bawah NU, IPNU untuk pelajar putra dan IPPNU untuk putri, maka kepada jajaran Ma'arif pada tingkat wilayah dan cabang untuk segera menindaklanjuti.


“Bentuk kegiatannya, LP Maarif NU menyerahkan sepenuhnya sesuai kondisi masing-masing satuan pendidikan dan kepengurusan IPNU dan IPPNU,” tuturnya.


Ketiga, sambung dia, sistem pendidikan NU. Dimasukkannya sistem pendidikan NU dalam rangka memenuhi standar pendidikan Ma’arif NU yang mencirikan nilai Islam rahmatan lilalamin yang berdasarkan pada komitmen keagamaan dan kebangsaan serta berorientasi kepada teknologi dan sains.


“Sistem pendidikan NU ini sebagai pedoman dalam mengelola lembaga-lembaga Pendidikan dalam tubuh NU dari madrasah/sekolah, pesantren, madrasah diniyah, ma’had aly, dan Pendidikan tinggi,” ucapnya.


Berkaitan dengan ini, ia mengimbau kepada pengurus LP Ma’arif NU segera membentuk tim khusus yang akan menggodok Sistem Pendidikan Nahdlatul Ulama (SPNU).


“Sebisa mungkin naskah SPNU ini dapat diteruskan ke PBNU melalui Waketum Bidang Pendidikan sebelum Hari Pendidikan yang jatuh pada 2 Mei 2023 atau maksimal sebelum 17 Agustus 2023,” imbaunya.​​​​​​​


Keempat, kata dia, database pendidikan Ma’arif NU sebagai kunci untuk mencapai visi yang telah ditentukan. Ini adalah program strategis bagi LP Ma’arif NU yang sejak awal mesti dituntaskan agar aspek-aspek terkait lainnya bisa dilakukan dengan mudah dan terarah.


“Database pendidikan yang akan menjadi pusat data guru, tenaga kependidikan, siswa, sekolah/madrasah, dan seterusnya akan menjadi basis kebijakan dan pengembangan pendidikan di lingkungan LP Ma’arif NU,” ucap Oghie.


“Jika melihat kondisi saat ini, memang satuan pendidikan Ma’arif NU belum teridentifikasi secara akurat, meskipun visinya sama tapi belum terkonsolidasi dengan baik, juga administrasi dan tata kelolanya belum terstandar yang kemudian berdampak pada terabaikannya potensi hak-hak siswa dan guru,” sambung dia.​​​​​​​


Kelima, adalah rekomendasi standar kurikulum aswaja an-nahdliyah dalam rangka memperkuat karakter dan ideologi Ahlussunah Waljamaah Annahdliyah bagi peserta didik, sekaligus untuk melakukan standarisasi materi keaswajaan yang diajarkan di satuan pendidikan LP Ma’arif NU.


“Forum Rakernas meminta LP Ma’arif PBNU mengembangkan kurikulum Ahlissunnah wal Jama’ah dan Ke-Nahdlatul Ulama-an (Aswaja dan ke-NU-an) untuk membekali kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang menjadi nilai-nilai, ciri khas dan jati diri Ahlussunnah wal Jama’ah Annahdliyah,” tandasnya.


Pewarta: Syifa Arrahmah
​​​​​​​Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Nasional Terbaru