Beberapa Amalan Jamaah Haji di Madinah, Kemenag Imbau Lakukan Sesuai Kondisi Kesehatan

Bandung, NU Online Jabar
Jamaah haji Indonesia mulai diberangkatkan ke Tanah Suci sejak 12 Mei 2024. Pemberangkatan jamaah gelombang pertama ini berlangsung hingga 23 Mei 2024 menuju Kota Madinah Al-Munawwarh.

Madinah adalah satu dari dua kota suci dalam Islam. Kota ini dulunya bernama Yastrib dan merupakan tempat Hijrah Nabi Muhammad SAW.

Pembimbing Ibadah yang tergabung dalam Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Madinah, Prof. KH. Aswadi, menjelaskan bahwa selama di Madinah, aktivitas utama jamaah adalah beribadah. Hal ini bisa dilakukan di Masjid Nabawi atau di hotel, disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi kesehatan jamaah.

Menurut KH. Aswadi, nilai pahala salat di Masjid Nabawi mencapai 1.000 kali lipat. Selain salat wajib, jamaah juga bisa melakukan ibadah sunnah lainnya, seperti salat sunnah, membaca Al-Quran, bahkan jika mampu hingga menghatamkan.

“Jamaah haji selama berada di Kota Madinah diharapkan memperbanyak bacaan Salawat kepada Rasulullah. Kita semua berharap bisa mendapatkan syafaat Rasulullah, kelak di Yaumul Akhir,” ucapnya di Madinah, seperti dikutip dari laman resmi kemenag, Jumat (17/5/2024).

Meski banyak keistimewaan, KH. Aswadi menekankan bahwa amalan yang dilakukan harus tetap sesuai kemampuan. Jamaah diimbau tidak memaksakan diri.

“Contohnya, jamaah lanjut usia, sebaiknya melihat kondisi kesehatan. Jika kondisi kesehatannya fit dan merasa sanggup, bisa beribadah di Masjid Nabawi. Jika kondisi kesehatannya tidak mendukung untuk berangkat ke Masjid Nabawi, alangkah baiknya untuk tetap melakukan amalan di hotel tempat menginap,” paparnya.

“Jamaah haji lansia, dengan beribadah di hotel dapat menjaga kondisi hingga puncak haji. Meskipun demikian, fadilah dan pahala yang didapatkan sama dengan ibadah yang dilakukan di Masjid Nabawi,” terang KH. Aswadi.