• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Nasional

ASEAN IIDC Konsolidasikan Jaringan Pemimpin Agama se-Asia Tenggara

ASEAN IIDC Konsolidasikan Jaringan Pemimpin Agama se-Asia Tenggara
ASEAN IIDC Konsolidasikan Jaringan Pemimpin Agama se-Asia Tenggara (Foto: NU Online)
ASEAN IIDC Konsolidasikan Jaringan Pemimpin Agama se-Asia Tenggara (Foto: NU Online)

Bandung, NU Online Jabar
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menginisiasi ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC) atau Dialog Antar-Budaya dan Antar-Agama Asia Tenggara. Acara tersebut mengambil momentum ASEAN Summit 2023, di mana Indonesia didapuk sebagai tuan rumah.


Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan, gagasan dasar perhelatan forum ASEAN IIDC adalah untuk mengonsolidasikan jaringan para pemuka agama dan kepercayaan di kawasan ASEAN dan negara-negara jaringan ASEAN.


“Kita ingin membangun jaringan untuk memproyeksikan jaringan ini menjadi satu jaringan terkonsolidasi dengan kuat,” ungkap Gus Yahya melansir NU Online, Jumat (4/8/20232).


Acara yang akan diselenggarakan pada 7 Agustus 2023 tersebut mengusung tema ASEAN Shared Civilizational Values: Building an Epicentrum of Harmony to Foster Peace, Security, and Prosperity.


Gus Yahya menyatakan, perhelatan ASEAN IIDC juga berangkat dari pencarian basis kesamaan latar belakang di antara masyarakat di kawasan ASEAN. Dalam catatan sejarah, Gus Yahya menyatakan bahwa masyarakat di lingkungan ASEAN dan sekitarnya memiliki basis kebudayaan yang sama.


“Kami menemukan bahwa dalam sejarah, masyarakat di negara ASEAN dan sekitarnya dulu pernah punya basis kebudayaan yang sama, salah satunya terwujud kalau dalam lingkungan Nusantara adalah peradaban Sriwijaya yang pernah bertahan sampai 7 abad,” jabar Gus Yahya.


Menariknya, sambung dia, model peradaban masa kerajaan Sriwijaya sejatinya memiliki nilai-nilai dasarnya juga tersebar di masyarakat ASEAN lainnya seperti Kamboja, Thailand, Semenanjung Melayu, bahkan India. 


“Karena asal usul dari wawasan nilai yang diterima masyarakat Asean memang dari India. Ini yang kami coba, kami jadikan landasan strategi untuk konsolidasi jaringan di lingkungan Asean dan sekitarnya,” ucap Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah itu.


“Maka, forum ini berjudul Intercultural and Interreligious Dialogue Conference karena ini bukan hanya melibatkan kelompok agama, tetapi juga didasarkan pada basis nilai-nilai kultural yang kurang lebih sama yang diwarisi oleh masyarakat ASEAN,” imbuhnya.  


Sementara itu, Ketua Panitia ASEAN IIDC Ahmad Suaedy menambahkan bahwa forum tersebut akan diikuti oleh perwakilan dari 11 negara ASEAN, Timor Timur, dan ASEAN Plus.


“Ada 11 negara ASEAN yang hadir termasuk Timor timur, masing-masing negara ada speakernya minimal ada 2 yaitu agamawan, agamanya tidak selalu mayoritas, ada yang mayoritas dan minoritas misalnya di Indonesia ada uskup Papua,” papar Suaedy.


“Kemudian dari beberapa negara yang disebut ASEAN Plus ada Amerika, Australia, Polandia, Austria, Spanyol, Kanada, China, Sri Lanka, dan India. Jadi, ada beberapa negara Non-ASEAN yang kita undang,” imbuh dia.


Ia menambahkan, forum akan diisi oleh 15 pembicara dan 27 delegasi dari luar negeri. Selain itu, sebanyak 11 pembicara dari dalam negeri juga dijadwalkan mengisi sesi pada diskusi panel forum tersebut. 


“Para menteri yang ikut memberikan presentasi adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dan Menteri Agama. Lainnya ada beberapa akademisi dan aktivis,” tuturnya.


“Yang Ikut sebagai peserta adalah para pemimpin agama dan kepercayaan (seperti) Ahmadiyah, Syiah, juga dari aktivis dialog antaragama, aktivis LSM, serta para akademisi, dan pengurus PBNU dan pengurus wilayah NU,” tutup Suaedy.


Nasional Terbaru