15 Pakar Dalam dan Luar Negeri Jadi Narsum di Muktamar Internasional Fikih Peradaban 1
Senin, 6 Februari 2023 | 12:00 WIB

Wakil Presiden RI K.H. Ma’ruf Amin memberi sambutan dalam pembukaan Muktamar Internasional Fikih Peradaban. Acara ini digelar di Hotel Shangri-La, Surabaya, Senin (6/2/2023). Wapres membuka acara dengan menabuh beduk. (LTN PBNU/Saiful Amar)
Agung Gumelar
Penulis
Sebanyak 15 pakar baik dalam dan luar negeri terlibat dalam Muktamar Internasional Fikih Peradaban yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Hotel Shangri-La, Surabaya, Jawa Timur, Senin (06/02/2023).
Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf mengundang sedikitnya 15 pakar sebagai pembicara kunci, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Tamu yang hadir mayoritas adalah para mufti dan ahli hukum Islam.
“Kami mengundang semua hadirin, para ulama, duta besar, cendekia yang hadir untuk besok pagi semuanya memeriahkan puncak resepsi tersebut,” kata Gus Yahya di hadapan ratusan ulama itu pada pembukaan Muktamar Internasional Fikih Peradaban I pada Senin (6/2/2023).
Selain sebagai kelanjutan dari R20, forum ini juga merupakan bagian dari rangkaian peringatan Satu Abad NU yang puncak resepsinya akan berlagsung di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (7/2/2023).
Pada November 2022 lalu, NU telah menginisiasi G20 Religion Forum atau biasa disebut Religion Twenty (R20), forum internasional yang menghadirkan para pemimpin agama, sekte, dan kepercayaan dari berbagai negara.
“Dari dalam forum pemimpin agama itu tercapai kesepakatan bahwa kita semua pemimpin agama akan membangun gerakan untuk menggalang kekuatan agama-agama bagi perjuangan dalam mewujudkan dunia yang lebih damai dan harmonis,” katanya.
Menurutnya, sejak saat itu komunitas agama di seluruh dunia mulai bekerja untuk mengupayakan inisiatif-inisiatif dari sisi agama masing-masing. Pada hari ini NU menginisiasi satu upaya dari sisi Islam sebagai sumbangan bagi perjuangan untuk membangun peradaban manusia yang lebih mulia.
“Kita mulai dengan membedah apa yang ada diri kita, apa yang ada dalam wacana keagamaan kita agar ke depan Islam sungguh-sungguh hadir sebagai bagian dari solusi masalah, tidak lagi dianggap sebagai bagian dari masalah,” ungkapnya.
Dirinya menjelaskan, ini adalah langkah awal yang sederhana, tetapi pihaknya ingin menjadikannya sebagai awal dari perjuangan yang panjang. Maka, tambah Gus Yahya, muktamar kali ini bukanlah muktamar fikih peradaban yang pertama dan terakhir. Ia berharap kegiatan serupa akan dihelat secara reguler atau rutin dari tahun ke tahun. Muktamar Internasional Fikih Peradaban I
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan sambutan selamat datang kepada seluruh ulama mancanegara yang hadir dalam Muktamar Internasional Fikih Peradaban I.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) atas keputusan menempatkan gelaran Muktamar Internasional Fiqih Peradaban 1 dan Puncak Resepsi 1 Abad NU di Jawa Timur.
Editor: Agung Gumelar
Terpopuler
1
Bacaan Doa Akhir dan Awal Tahun Lengkap dengan Arab Latin dan Terjemah
2
Khutbah Jumat Muharram 1447 H: Hijrah, Karena Allah Bersama Orang yang Bertakwa
3
Konflik Iran-Israel Sempat Ganggu Penerbangan Haji, Menag: Sekarang Sudah Mulai Lancar
4
Dua Mata Pisau Hijrah Teknologi
5
Diskusi Imam Al-Ghazali di Istana: Siapakah Ulama Itu?
6
Dari Mutu, Aswaja, hingga Kesejahteraan Guru NU Jadi Bahasan Raker II Pergunu Kabupaten Bogor di Cisarua
Terkini
Lihat Semua