Kota Bekasi

Hadiri Kick Off Program Ngaji Fasholatan dan 1000 Masjid Inklusi, LTMNU Kota Bekasi Harapkan Jadi Ruang Pemberdayaan Umat

Rabu, 25 Juni 2025 | 08:43 WIB

Hadiri Kick Off Program Ngaji Fasholatan dan 1000 Masjid Inklusi, LTMNU Kota Bekasi Harapkan Jadi Ruang Pemberdayaan Umat

LTM-PCNU Kota Bekasi saat menghadiri Kick Off Program Ngaji Fasholatan da 1000 Masjid Inklusi Kemenag-PBNU. (Foto: NU Online Jabar/Faujiahmad).

Kota Bekasi, NU Online Jabar
Lembaga  Tahmir Masjid (LTM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bekasi menjadi salah satu peserta yang hadir pada kegiatan Kick-Off Program Ngaji Fasholatan dan 1000 Masjid Inklusif yang diselenggarakan oleh Direktorat Bimas Islam Kementerian Agama RI bekerja sama dengan PBNU di Jakarta pada Selasa (24/6/2025). 


Adapun dari LTM-PCNU yang menghadiri kegiatan dengan tema Peaceful Muharram 1447 H: Damai Bersama Manusia dan Alam tersebut antara lain KH Jalaludin, M Taufik Hidayat, M Hidayaturrahman, Sudrajat, dan Edi Cahyadi.


Ketua LTM-PCNU Kota Bekasi KH Jalaluddin mengatakan bahwa pihaknya hadir sebagai bentuk dukungan nyata terhadap gerakan masjid ramah dan inklusif yang tidak hanya mendidik melalui bacaan shalat (fasholatan), namun juga merangkul keberagaman dan membuka ruang aman bagi seluruh lapisan masyarakat.


Menurutnya, program-program yang sudah berjalan dalam melakukan pembinaan sejumlah masjid yang dilakukan oleh LTM-PCNU Kota Bekasi antara lain pelatihan manajemen keuangan masjid, pelatihan pemusaran jenazah, perencanaan labelisasi masjid binaan LTM-PCNU Kota Bekasi dan yang lainnya.


“Harapan kami, masjid-masjid binaan LTMNU Kota Bekasi ke depan dapat menjadi masjid yang berdaya. Bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai ruang pemberdayaan umat yang ramah terhadap difabel, lansia, dan seluruh lapisan masyarakat,” tutur Kiai Jalaludin.


Ia juga berharap, kehadirannya menjadi bagian dari sinergi antara NU dan Kemenag RI dalam mewujudkan transformasi masjid menjadi pusat peradaban yang ramah, edukatif, dan inklusif bagi semua.


Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI Abu Rokhmad menyampaikan bahwa program ini merupakan langkah strategis yang tidak hanya menyoal aksesibilitas, tetapi juga perbaikan substansi spiritual umat.


"Menjadi mujahid itu gampang, tapi menjadi mujahid terus itu yang susah. Kita sedang berpikir tentang masa depan kita sendiri. Suatu hari, kita semua akan menjadi lansia. Maka masjid harus menjadi tempat yang aman, nyaman, dan inklusif bagi kita semua tanpa membebani anak cucu kita," paparnya melansir laman NU Online.


Selain itu, Ketua PBNU KH Masyhuri Malik menyambut baik sinergi antara Kemenag dan NU dalam program ini. Ia menilai, membangun masjid yang ramah difabel dan lansia bukan hanya soal akses fisik, tetapi juga bentuk pelestarian warisan ulama dan cita-cita berdirinya NKRI.


"Seribu masjid inklusif ini adalah ikhtiar menjaga warisan para pendiri bangsa. Masjid harus menjadi ruang aman bagi para lansia dan difabel, bukan hanya tempat ibadah, tapi juga tempat menghidupkan komunitas," tandasnya.