Kota Bandung

Stand Up Komedi Santri Sukamiskin Pecah

Jumat, 5 Agustus 2022 | 17:00 WIB

Stand Up Komedi Santri Sukamiskin Pecah

Launching Dangiang Santri dan Media Informasi Lesbumi PWNU Jabar

Bandung, NU Online Jabar
Santri Pondok Pesantren Sukamiskin Kota Bandung meriahkan acara peluncuran Media Informasi, serta penayangan perdana Dangiang Santri, program baru Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama Jawa Barat.

 

Program tersebut diluncurkan di Gedung Dakwah PWNU Jawa Barat, Jalan Terusan Galunggung, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jumat (5/8), dan disiarkan langsung melalui channel Youtube NU Jabar Channel.

 

Tajuk pada acara tersebut yaitu “Dangiang Santri dari Sukamiskin, Banyol, Ngahaleuang, sareng Nadoman” dengan menghadirkan Dr Asep Salahuddin Rektor Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya Tasikmalaya dan Iip D Yahya Direktur Media Center PWNU Jabar..

 

Acara tersebut dikemas dalam konsep talent show atau obrolan santai dengan cita rasa humor ala budaya Sunda. Stand Up komedi yang dibawakan dua orang santri membuat para penonton terhibur dan tertawa perpingkal-pingkal. Pecah.

 

Agil salah seorang santri mengutarakan, “Kahirupan santri mah ti baheula ge,” belum selesai bicara disahut langsung oleh temannya, “Gagaro wae,” 

 

“Atuh ulah dohir teuing pamali,” timpal Agil disambut gerr penonton.

 

“Pang nikmat-nikmatna jadi santri: hirup, gasruk, jeung sare isuk-isuk,” lanjutnya.
 

Stand up komedi Agil dan Fahri dilanjut oleh dua santri lainnya. 

 

“Di sakola urang oge aya pelajaran tambahan, sok disebutna teh ekstra kulikuler. Ekstra kulikulerna teh nyaeta teknisi mesin, atawa,” belum selesai bicara dipotong langsung oleh temannya “Atau otodidak.” 

 

“Otomotif,” saut temannya kembali.

 

“Santri anu mariluan otomotif boga slogan. Naon cenah sloganna teh? Tulang gue konci ring, darah gue oli samping.” Penonton kembali tertawa.

 

Acara lainnya dilanjut dengan Ngahaleuang dan Nadoman Sunda. Ngahaleuang atau haleuang dalam bahasa Indonesia yaitu nyanyi atau bernyanyi melantunkan pupujian, do’a kepada Tuhan, salawat Nabi, nasehat kepada umat Islam, atau pengajaran tentang keagamaan. 

 

Sementara untuk Nadoman tidak jauh berbeda dengan haleuang. Nadoman ini merupakan karya sastra tradisi turun temurun yang berupa puisi, namun berbentuk syair yang berisi ajaran agama. 

 

Melihat antusias penampilan para santri dan respons penonton, Direktur Media Center Iip Yahya sangat yakin acara ini akan digemari.

 

“Salut untuk Lesbumi PWNU yang sudah mengadakan acara ini. Saya dan tim Medcen akan mendukung penuh. Ini hiburan yang sehat untuk para santri dan komunitas pesantren,” ujarnya. 

 

Pewarta: Abdul Manap