• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Kota Bandung

PWNU Jabar Gelar Halaqah Pesantren se-Jawa Barat

PWNU Jabar Gelar Halaqah Pesantren se-Jawa Barat
PWNU Jabar Gelar Halaqah Pesantren se-Jawa Barat. (Foto: NU Online Jabar/Agung)
PWNU Jabar Gelar Halaqah Pesantren se-Jawa Barat. (Foto: NU Online Jabar/Agung)

Bandung, NU Online Jabar

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat menggelar pertemuan dengan para unsur pondok pesantren yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama se-Jawa Barat.

 

Pertemuan tersebut berlangsung di Aula Lantai 3 Gedung Dakwah PWNU Jabar, Jalan Terusan Galunggung, No. 9, Lingkar Selatan, Lengkong, Kota Bandung pada Sabtu (29/10/2022) siang.

 

Acara bertajuk Pesantren dan Resolusi Peradaban (Menentukan Arah Jalan Pesantren) menghadirkan narasumber Wakil Ketua PWNU Jabar Prof Rosihon Anwar dan Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama Jabar Ferry Muhammad Syah Siregar. 

 

Prof Rosihon mengatakan arah jalan pesantren sebenarnya sudah tepat untuk turut berkontribusi memberikan sumbangsihnya terhadap peradaban. Menurutnya, pondok pesantren juga sudah sejak lama berkontribusi untuk peradaban dan lembaga tertua yang masih bertahan hingga saat ini khususnya dalam bidang pendidikan Islam.

 

Ia mengatakan jalan yang sudah ada ini hanya butuh dioptimalisasi untuk sampai pada peradaban yang diinginkan.

 

“Banyak orang yang mengkritisi tradisi pesantren karena sistem pendidikannya yang berbeda. Tapi justru dalam beberapa kasus penelitian, ulama-ulama besar yang hadir di Indonesia itu juga lahir dari sistem pendidikan yang seperti itu,” ujarnya. 

 

Lebih lanjut, Prof Rosihon juga mengungkapkan bahwa kita juga bisa melihat sisi-sisi yang menjadi titik tolak sebuah peradaban. Misalnya, pesantren sebagai pusat intelektual keagamaan, pertahanan budaya, keterbukaan dan selektik, jembatan penghubung keagamaan dengan budaya dan tradisi lokal serta nasionalisme. 

 

“Kita mengenal ada karya-karya besar yang lahir dari pesantren yang sering kita baca, misalnya karya dari Syekh Nawawi al-Bantani seperti Kâsyifah al-Sajâ atau yang paling populer ‘Uqûd al-Lujain fi Bayân Huqûq al-Zaujain,” tuturnya. 

 

Ia mengatakan bahwa dulu kiai-kiai di pesantren sering menghasilkan karya-karya melalui tulisannya. Hal ini, kata dia, yang harus dilestarikan jika ingin mengoptimalkan jalan yang sudah ada yakni kontribusi pesantren dalam peradaban.

 

“Saya kira ini harapan ke depan, kita akan lebih optimis menuju peradaban yang kita inginkan, menuju Indonesia yang lebih maju dengan model Islam yang insklusif. Islam yang moderat (wasathiyah), insyaallah akan segera dan bisa kita capai,” pungkasnya. 

 

Sebagai informasi, acara ini sekaligus menjadi penutup rangkaian acara Hari Santri Nasional sekaligus peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Pada acara ini juga diadakan pembagian Lomba Pidato Lima Bahasa Piala Kapolda Jabar yang diselenggarakan LP Ma’arif dan LD PWNU Jabar.

 

Pewarta: Agung Gumelar

 

Tonton selengkapnya di sini:


Kota Bandung Terbaru