Madrasah Rumi di Bulan Ramadhan, Merawat Marwah Cinta Ngaji Puisi Jalaludin Rumi
Senin, 10 Maret 2025 | 05:20 WIB

Menandai perjalanan satu dasawarsa Madrasah Rumi, pada Ramadhan 1446 H ini menggelar kajian puisi-puisi Jalaludin Rumi bertajuk "Marwah Cinta", Ahad (9/3/2025). (Foto: NU Online Jabar/Rameli)
Rameli Agam
Penulis
Madrasah Rumi setiap bulan Ramadhan selalu merawat ekspresi spiritualitas cinta dalam pengkajian puisi-puisi Jalaludin Rumi yang dikemas dan berkolaborasi dengan seni musik, tari, seni rupa, dan teater. Proses merawat cinta di bulan Ramadhan 1446 H ini menandai satu dasawarsa keberadaan Madrasah Rumi.
Pada proses di usia yang ke-10 tahun itu, Madrasah Rumi seibarat sudah dan sedang menempuh masa aqil baligh, masih belum sempurna namun sedang menuju pada kesempurnaan cinta.
Karenanya, di tahun ini tidak hanya ‘merawat’ tapi sudah akan ‘menjaga’ cinta, dengan tajuk yang diusung adalah “Marwah Cinta”. Marwah selalu diartikan dengan ‘kemuliaan’, dan pada “Marwah Cinta”, oleh sebab cinta itu mulia, tidak ada yang namanya efisiensi cinta.
Nah, Madrasah Rumi bertajuk “Marwah Cinta” itu digelar secara streaming tanggal 9 Maret 2025 pukul 21.00 WIB. Live streaming itu bisa ditonton melalui platform Tiktok (@madrasah_rumi) dan platform Instagram (@madrasahrumi), dengan pengisi acara Prof. Dr. Bambang Q-Anees (penggagas Madrasah Rumi), serta sejumlah seniman-penyair seperti Abah Omtris, Awal Baik, Yayan Katho dan Bunyamin Fasya.
Dalam kesempatan silaturahmi Madrasah Rumi di Komunitas Celah Celah Langit, Kota Bandung, beberapa waktu lalu, Bambang Q-Anees mengatakan, karya-karya penyair Jalaluddin Rumi sangat menginspirasi berbagai kalangan. Selain ulama sufi terkenal, Rumi juga seorang penyair besar.
Dalam karya-karyanya, terlihat penguasaannya yang mumpuni dalam ilmu kalam, fikih, hadis, dan tafsir. “Isi tema karya Rumi sangat variatif. Pada ungkapannya tentang cinta, disampaikannya dengan sangat sederhana namun mendalam,” kata Bambang Q-Anees, guru besar bidang Ilmu Kebijakan Pendidikan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.
Puisi-puisi Rumi sangat khas, lahir dari kekayaan pengalaman dan perjalanan spritualitasnya. "Dan ekspresi rasa cinta dalam karyanya itu disajikan dengan sederhana, tidak lebay,” ucap Bambang Q-Anees.
Tulisan-tulisan Rumi memang didominasi rasa cinta pada Yang Maha Pengasih. Cinta sejati adalah cinta kepada Allah Swt, dan wujud cinta kepada seluruh mahluk sejatinya bersumber dan bermuara pada kecintaan kepada-Nya. Salah satu karya besarnya yakni “Matsnawi” yang terdiri tujuh bab berisikan 24.660 bait dalam bahasa Arab dan Persia.
Tentang kegiatan Madrasah Rumi di setiap bulan Ramadhan yang telah dimulai sejak 10 tahun lalu, kerap berlangsung di beberapa lokasi berbeda, di kampung-kampung, di komunitas seni, atau di pesantren.
“Selain bersilaturahmi, juga ngalap tabaruk,” ujar Bambang Q-Anees.
Terpopuler
1
DPR RI Setujui Usulan Kemenag soal Tambahan Anggaran untuk BOS Madrasah dan Tunjangan Profesi Guru
2
Dikukuhkan Rais 'Aam PBNU, Inilah Susunan Struktur Idaroh Aliyah JATMAN 2025-2030
3
Ketika 14 Siswa Tak Diakui Negara: Kebijakan Tambah Rombel 50 Siswa Mengandung Bom Waktu
4
Pererat Ukhuwah, PCNU Kabupaten Bogor Gelar Istighotsah dan Silaturahmi Pendekar Pagar Nusa
5
Khutbah Jumat Singkat: Manfaatkan Sisa Umur dengan Melakukan Hal yang Bermanfaat
6
Aklamasi, Nyai Hj Minyatul Ummah Terpilih Pimpin Fatayat NU Jawa Barat 2025–2030
Terkini
Lihat Semua