• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Kota Bandung

Halaqah Moderasi Beragama, Dialog dan Diskusi Tokoh Lintas Agama Jabar di Ponpes Attamur

Halaqah Moderasi Beragama, Dialog dan Diskusi Tokoh Lintas Agama Jabar di Ponpes Attamur
Halaqoh Moderasi Beragama, Dialog dan Diskusi Tokoh Lintas Agama Jabar di Ponpes Attamur. (Foto: NUJO/Nasihin)
Halaqoh Moderasi Beragama, Dialog dan Diskusi Tokoh Lintas Agama Jabar di Ponpes Attamur. (Foto: NUJO/Nasihin)

Bandung, NU Online Jabar
Puslitbang Bimas Agama Kemenag RI bekerja sama dengan Pondok Pesantren Attamur mengadakan Halaqoh Moderasi Beragama, Dialog dan Diskusi Tokoh Lintas Agama Jawa Barat, Kamis (7/7/22) di Aula Bambu Ponpes Attamur Cibiru, Kota Bandung.

 

Halaqoh dan Diskusi ini dibuka oleh Rizki Riyadu Taufiq dari Puslitbang Bimas Agama Kemenag RI. Kegiatan ini diikuti oleh 100 orang peserta yang hadir mewakili berbagai organisasi dan perwakilan Tokoh Lintas Agama.

 

Kegiatan diawali dengan pemaparan arti dan tujuan moderasi beragama. Selain itu, ada juga sambutan perwakilan tokoh organisasi dan tokoh lintas agama diantaranya dari Nahdlatul Ulama (NU), Ansor, IPNU, IPPNU, Lesbumi, Budha, Katolik, Protestan, Inti (Indonesia Tionghoa), Ijabi, Ahmadiyah, Bahai, Balurasa, Gusdurian dan Jakatarub.

 

Pimpinan Ponpes Attamur Kiai Samsudin dalam sambutannya memaparkan, tujuan diadakan acara ini adalah untuk membangun silaturahmi antar umat dan kepercayaan agar saling mengerti, memahami keyakinannya masing-masing untuk mewujudkan keharmonisan dan kerukunan umat beragama.

 

“Output dari kegiatan ini semoga dapat melahirkan kader-kader moderat yang benar-benar paham, mengerti dan menerapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.

 

Ia menambahkan, kegiatan ini diadakan dilatarbelakangi karena mayoritas masyarakat yang masih punya paradigma keberagaman secara eksklusif, tertutup dan terstigma pada simbol-simbol. Tidak secara inklusif, merebaknya sifat ekslusif dalam beragama yang bisa melahirkan sikap ekstrimisme dan intoleran yang bisa berujung pada paham-paham radikalisme dan tindakan-tindakan terorisme atas nama agama.

 

Pewarta: Nasihin
Editor: Agung Gumelar


Kota Bandung Terbaru