Kabupaten Tasikmalaya

Rekanitalk IPPNU Tasikmalaya: Perempuan Gen Z Harus Berdaya dan Menginspirasi

Rabu, 5 Februari 2025 | 11:00 WIB

Rekanitalk IPPNU Tasikmalaya: Perempuan Gen Z Harus Berdaya dan Menginspirasi

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Tasikmalaya (Foto: Dok. Pribadi)

Tasikmalaya, NU Online Jabar
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Tasikmalaya menggelar diskusi inspiratif bertajuk Rekanitalk dengan tema “Perempuan Gen Z: Empowering Women, Inspiring Generation” pada 28 Januari 2025 di Perpustakaan Sekolah Tinggi Teknologi Cipasung (STT Cipasung).


Acara ini menghadirkan dua narasumber inspiratif, yaitu Dra. Hj. Neng Ida Nurhalida, M.Pd., Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga MUI Kabupaten Tasikmalaya 2014-2024, serta Tia Pramesti, S.Psi., anggota Fatayat NU Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan ini diikuti oleh kader IPPNU dari berbagai tingkatan di Kabupaten Tasikmalaya.


Ketua Pelaksana, Rekanita Novi Vitriani, menjelaskan bahwa Rekanitalk menjadi wadah bagi pelajar putri NU untuk mengenali potensi diri serta memahami tantangan yang dihadapi perempuan masa kini. “Melalui forum ini, kami ingin memotivasi pelajar putri NU agar menjadi perempuan yang berdaya dan inspiratif, serta membangun jaringan silaturahmi antar kader IPPNU,” ujarnya.


Ketua PC IPPNU Kabupaten Tasikmalaya, Rekanita Nuri Nuraulya, menegaskan bahwa Rekanitalk merupakan implementasi program kerja IPPNU dalam bidang partisipasi. “Harapan saya, kegiatan ini dapat menjadi ruang edukasi rutin dengan tema-tema yang relevan, sehingga IPPNU mampu menjadi wadah yang menguatkan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan,” katanya.


Perempuan Gen Z: Peluang dan Tantangan
Dalam sesi materi, para narasumber mengulas karakteristik perempuan Gen Z yang tumbuh di era digital dengan keunggulan dalam teknologi, kreativitas, serta kepedulian terhadap isu sosial. 


“Perempuan Gen Z harus memahami bahwa mereka hidup di era yang penuh peluang. Namun, mereka juga harus siap menghadapi tantangan seperti tekanan sosial akibat standar kecantikan di media sosial serta ketergantungan terhadap teknologi,” ujar Dra. Hj. Neng Ida Nurhalida.


Selain itu, partisipasi perempuan dalam sains, teknologi, dan politik masih minim akibat stereotip gender. “Kita harus menghapus anggapan bahwa ada pekerjaan yang hanya cocok untuk laki-laki atau perempuan. Profesi itu tidak punya jenis kelamin,” kata Tia Pramesti. Ia juga menambahkan, “Perempuan harus berani mengambil peran dalam kebijakan publik agar mampu menciptakan perubahan yang berpihak pada perempuan.”


Tia Pramesti pun mengajak peserta untuk meneladani tokoh-tokoh hebat seperti Sri Mulyani, Retno Marsudi, dan Najwa Shihab. “Mereka telah membuktikan bahwa perempuan bisa berkontribusi besar di berbagai bidang. Kita tidak boleh membatasi diri hanya karena norma-norma lama yang menghambat kemajuan perempuan,” ujarnya.


Pemberdayaan Perempuan sebagai Kunci Kemajuan
Pemberdayaan perempuan menjadi hal yang sangat penting dalam menciptakan generasi yang lebih baik. Faktor utama yang harus diperhatikan adalah kesehatan, baik fisik, mental, maupun reproduksi. 


“Perempuan yang sehat secara fisik dan mental akan lebih mampu menjalankan perannya dalam keluarga maupun masyarakat. Kesadaran akan kesehatan reproduksi juga menjadi hal mendasar, karena ibu yang sehat akan melahirkan generasi yang sehat pula,” ujar Dra. Hj. Neng Ida Nurhalida.


Selain kesehatan, pendidikan juga menjadi aspek penting dalam pemberdayaan perempuan. “Ilmu yang kita dapatkan harus menjadi manfaat. Jangan hanya berhenti di diri sendiri, tetapi harus disebarluaskan untuk membangun masyarakat,” tambahnya.


Kemandirian ekonomi juga menjadi pilar penting dalam memberdayakan perempuan. “Ketika perempuan memiliki penghasilan sendiri, mereka akan memiliki kebebasan dalam menentukan masa depan mereka,” kata Tia Pramesti.


Ia menegaskan bahwa perempuan juga harus didorong untuk terlibat dalam kepemimpinan dan pengambilan keputusan, baik dalam organisasi, komunitas, maupun pemerintahan, agar kebijakan yang dibuat lebih inklusif dan berpihak pada kepentingan perempuan.


Ancaman Gangguan Mental pada Gen-Z
Generasi Z menghadapi berbagai tantangan yang dapat memengaruhi kesehatan mental mereka. Paparan media sosial yang berlebihan menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan meningkatnya kecemasan dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri. 


“Media sosial itu seperti pedang bermata dua. Jika kita tidak menggunakannya dengan bijak, maka kita bisa terjebak dalam standar kecantikan dan kehidupan yang tidak realistis,” kata Tia Pramesti.


Selain itu, pola pikir pesimis terhadap dunia juga mulai berkembang akibat banyaknya berita negatif yang mereka konsumsi setiap hari. “Mereka melihat dunia seakan-akan semakin kacau, padahal masih banyak hal baik yang bisa kita lakukan untuk perubahan,” tambahnya.


Kesadaran mereka terhadap isu sosial dan politik yang tinggi juga menjadi faktor yang dapat meningkatkan stres. “Banyak dari mereka merasa frustasi terhadap berbagai ketidakadilan yang terjadi, tetapi tidak tahu harus berbuat apa,” ungkap Dra. Hj. Neng Ida Nurhalida.


Ditambah dengan ketidakpastian masa depan, seperti persaingan kerja yang semakin ketat dan tekanan untuk sukses sejak dini, banyak dari mereka yang akhirnya mengalami kecemasan berlebihan. 


“Kita harus mengajarkan mereka untuk memperluas zona nyaman, bukan sekadar keluar dari zona nyaman. Dengan begitu, mereka tetap bisa berkembang tanpa merasa tertekan,” kata Tia Pramesti.


Melalui Rekanitalk, IPPNU Kabupaten Tasikmalaya berharap dapat terus membangun generasi perempuan yang percaya diri, mandiri, dan siap menghadapi tantangan zaman. “Mendidik satu perempuan sama dengan mendidik satu generasi, karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya,” pungkas Dra. Hj. Neng Ida Nurhalida.