• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 30 April 2024

Kabupaten Sukabumi

Ustadz Azzaam, Cicit Kiai Kholilullah Sukabumi Terpilih Jadi Dai Internasional Program Kemenpora RI

Ustadz Azzaam, Cicit Kiai Kholilullah Sukabumi Terpilih Jadi Dai Internasional Program Kemenpora RI
Muhammad Azzaam Muttaqie, cicit dari KH Muhammad Kholilullah, pendiri Ponpes Sirojul Athfal, Sukabumi, Jawa Barat. (Foto: NU Online Jabar).
Muhammad Azzaam Muttaqie, cicit dari KH Muhammad Kholilullah, pendiri Ponpes Sirojul Athfal, Sukabumi, Jawa Barat. (Foto: NU Online Jabar).

Kabupaten Sukabumi, NU Online Jabar
Muhammad Azzaam Muttaqie salah seorang dari 8 dai muda terpilih untuk mengikuti program ”Safari Da’i Internasional” ke negara gingseng Korea Selatan untuk berdakwah selama bulan suci Ramadhan 1445 hijriah. Program kerjasama Kemenpora RI dengan Pengurus Cabang Istimewa NU Korea Selatan ini dapat dikatakan kegiatan yang sangat bagus karena memberikan kesempatan memperkenalkan da’i dari Indonesia di kancah internasional sekaligus mengsyiarkan Islam agar lebih mendunia lagi. 


”Kegiatan saya dan teman-teman lainnya, di antaranya jadi imam shalat 5 waktu dan shalat tawawih di Masjid At-Taqwa yang ada di Kota Cheonan, Korsel, termasuk kami juga mengisi Dars Fajar (kajian subuh) yang dilanjutkan dengan mengkaji kitab ”Matan Taqrib” serta mengkaji kitab ”Nashaihul Ibad setelah tarawih,” ujar Azzaam yang merupakan cicit dari KH Muhammad Kholilullah, pendiri Ponpes Sirojul Athfal, Sukabumi, Jawa Barat. 


Menurut Ustadz Azzzam, program itu bukan hanya mengikut sertakan 8 dai saja, melainkan juga ada 6 dai yang berasal dari kalangan akademisi universitas. Tiap orang dibagi tugas untuk mengisi setidaknya 16 masjid di Korsel.


Baginya, kesempatan emas ini adalah mementum menegakkan syi’ar Islam dengan penuh keikhasan dan cinta kasih di dunia internasional sebagai penerus risalah Rasulullah SAW. 


”Saya rasa program ini harus terus dilakukan sebagai cara memperkenalkan da’i-da’i kita di tingkat internasional, sekaligus mencontoh metode Rasulullah SAW yang dikenal dengan washatiyah dan menunjukkan semangat rahmatan lil ’alamin,” kata Ustadz Azzaam. 


Ternyata, lanjutnya, terpilihnya dirinya bukan ”tunjuk hidung” melainkan melalui tahapan seleksi yang sistematis dan ketat dengan menyingkirkan sekitar 500 pendaftar lainnya. Ia pun mesti menyiapkan dokumen, persyaratan dan berkas yang tidak sedikit. 


”Dari 500 orang pendaftar lalu disaring jadi 47 orang, lalu tahapan terakhirnya pendaftar masuk tes wawancara, dan alhamdulillah saya berangkat pada hari selasa, 19 Maret lalu dari bandara Soekarno Hatta, dan mendarat di bandara internasional Incheon Korsel pada Rabu 20 Maret,” kata Dai asal Sukabumi ini. 


Ustadz Azzaam merasa senang karena da’i dari Indonesia bisa berkiprah di kancah internasional dan dunia kepemudaan, karena selama ini persepsi santri dianggap sangat tradisional, dinilai tidak modern dan biasanya hidup di kampung-kampung.


Selama berdakwah di Korsel, berdasarkan pengalaman Azzaam, WNI di Kota Cheonan, khusunya di malam minggu dan malam senin, sesuatu yang baginya patut disyukuri adalah kegiatannya justru 95 persen dipadati oleh kaum muda. Biasanya, yang rajin acara di masjid kalangan orangtua tapi kali ini justru sebaliknya. 


Kalau dihitung secara komposisi, total yang hadir 97 persen WNI sedangkan WNA hanya 3 persen. Meskipun pemeluk Islam di Korsel masih kecil yakni 0,2 persen tapi kehidupan beragamanya dijamin undang-undang, termasuk bagi yang tidak beragama sekalipun, bahkan pemerintah setempat kerap memberikan fasilitas dan insentif untuk masjid-masjid yang merayakan kegiatan keagamaan. 


”Hal yang membuat saya agak terkejut kini banyak anak muda yang menyukai kajian di masjid. Tapi memang di Korsel pemeluk Islam hanya 0,2 persen, saya berharap WNA lebih banyak lagi memeluk Islam. Kalau dari saya cukup dengan metode dakwah tawashut, tawazun, tasamuh dan i’tidal sambil memahami budaya negara lain supaya Islam mudah diterima semua kalangan,” tuturnya. 


Ustadz Azzaam berharap bahwa dirinya ingin Islam lebih dikenal di dunia Internasional, dan lebih banyak lagi WNI bisa memeluk Islam, khususnya untuk anak muda. Karena baginya, kajian-kajian Keislaman salah satunya seperti membedah kitab kuning bisa dikenal lebih luas. 


”Mengutip pesan mutiara, saya ingin melestarikan nilai-nilai lama yang baik dalam konteks keislaman, dan menerapkan nilai-nilai baru yang lebih baik,” tandasnya. 


Sebagai informasi, kegiatan dan aktivitas Da’i Azzaam bisa dinikmati di channel YouTube nya di ”Azzaam Muttaqie Official”, bahkan kerap disiarkan live streaming. Alamatu channel Azzaam bisa diklik di sini.


Kabupaten Sukabumi Terbaru