Kabupaten Cirebon

Respons Zaman dan Lestarikan Budaya Melalui Drama Kolosal Tawasulan 1001 Santri

Selasa, 24 Oktober 2023 | 07:00 WIB

Respons Zaman dan Lestarikan Budaya Melalui Drama Kolosal Tawasulan 1001 Santri

Santri Pondok Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon

Cirebon, NU Online Jabar
Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) NU Jawa Barat menggelar Drama Kolosal Tawasulan 1001 Santri di Pondok Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon pada Ahad (22/10/23) malam. Acara tersebut menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2023, hasil kerjasama dengan Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) NU Jabar dan Pesantren Bina Insan Mulia.


Pementasan megah Drama Kolosal Tawasulan 1001 Santri diselenggarakan secara langsung melalui media sosial, menjangkau ribuan penonton virtual, sementara sekitar 4.500 santri Bina Insan Mulia serta tamu undangan menyaksikannya secara langsung.


Dr. Tony Broer menjadi sutradara utama acara ini, dengan naskah dan ide cerita oleh Muhammad Tavip dan Ustaz Lili Toyibin. Para pemeran atau aktor dalam drama ini adalah santri Pesantren Bina Insan Mulia, menciptakan karya yang memukau dan mendalam.


Ustaz Lili Toyibin, penulis naskah drama, berharap pementasan drama ini bisa menjadi isnpirasi bagi santri dan bagi pesantren di tanah air khususnya di Cirebon 


"Semoga pertunjukkan ini menjadi inspirasi bagi santri dan pesantren di Cirebon dan sekitarnya, bahkan pesantren di seluruh Indonesia, bahwa semangat perjuangan Resolusi Jihad dan momentum Hari Santri bisa diaktualisasikan melalui seni budaya, khususnya drama,” terangnya


Toyibin menekankan pentingnya mempertahankan identitas santri dengan merawat warisan keilmuan para pendahulu, sebagaimana yang dilakukan oleh Wali Songo yang menggunakan kebudayaan sebagai sarana dakwah. 


"Pementasan Kolosal Tawasulan 1001 Santri di Pesantren Bina Insan Mulia merupakan langkah nyata santri untuk berkarya dan menjadi jawaban bagi tantangan zaman," tambahnya.


Sementara itu, Ketua RMI Jawa Barat, Kiai Rohman, juga turut menyampaikan pandangannya tentang hubungan antara agama dan budaya. 


"Kebudayaan adalah wadah, agama adalah isinya. Keduanya tak bisa dipisahkan, seperti dua sisi pada mata uang logam. Pesantren, sebagai subkultur kebudayaan, mengandung dinamika besar. Agama dan budaya adalah satu kesatuan yang saling melengkapi, di mana tradisi menjadi media untuk penyebaran agama," jelas Kiai Rohman


Pewarta: Abdul Majid Ramdhani