• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Kabupaten Bogor

Tips Memilih Info yang Kredibel dan Menghindari Berita Hoaks

Tips Memilih Info yang Kredibel dan Menghindari Berita Hoaks
Tips Memilih Info yang Kredibel dan Menghindari Berita Hoaks
Tips Memilih Info yang Kredibel dan Menghindari Berita Hoaks

Bogor, NU Online Jabar
Menjelang perhelatan nasional di tahun 2024 yakni Pilpres (Pemilihan Presiden), Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) maupun Pilleg (Pemilihan Anggota Legislatif), di media sosial banyak sekali berseliweran beraneka ragam berita ataupun pendapat baik yang benar maupun yang ngawur. Terlebih lagi bagi tim buzzer masing-masing calon yang dijagokan sudah pasti akan selalu memuji jagoannya serta yang tidak fair akan mencari-cari kesalahan untuk menjatuhkan yang menjadi saingannya. Tidak heran ada berita yang baik dan benar, tapi lebih banyak lagi yang bohong palsu alias hoaks.


Lalu bagaimana cara kita memilah dan memilih berita yang benar serta menghindari dari berita yang palsu (hoaks)? Berikut ini beberapa langkah sederhana untuk menguji kefaktualan berita dari Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrahim Mekarsari Cileungsi Bogor, Cep Herry Syarifuddin.


Telitilah, siapakah yang bicara atau berpendapat
Apakah pembicara atau yang berpendapat itu orang yang terkenal keilmuannya serta kesalehannya atau tidak, kalau tidak terkenal kealiman atau kepakarannya serta tidak saleh pula, maka tidak layak dipercaya pendapatnya.


Kalaupun terkenal kealiman dan kepakarannya, maka perlu dipertanyakan lagi, apakah beliau itu ahli di bidang yang sedang dibicarakannya atau tidak, kalau tidak ahli di bidangnya, tidak ada gunanya untuk memperhatikan komentar atau pendapatnya.


Kalaupun ia juga ahli dalam bidangnya, maka perlu dipertanyakan juga, apakah ia berbicara secara obyektif (apa adanya) dan factual, ataukah sebaliknya secara subyektif (penilaian sendiri) atau sepihak. Kalau obyektif, serta sesuai dengan fakta dan data, maka silakan ikuti. Sebaliknya bila subyektif, tidak sesuai dengan fakta dan data, maka jangan ikuti, kendati bergelar profesor sekalipun.


Melihat Sumber
Lihat sumbernya dari mana, apakah dari sumber yang kredibel, telah dipercaya publik sebagai sumber berita yang jujur, beritanya tepat dan tajam serta dapat dipercaya atau tidak. Jika bukan berasal dari sumber yang kredibel, maka janganlah dipercaya. Besar kemungkinan isi beritanya palsu, menipu, bertujuan menghasut dan sebagainya.


Kalaupun sumber beritanya sudah terkenal, kredibel dan dapat dipercaya, jangan percaya begitu saja, perlu diteliti lagi melalui hal berikut, apakah sumber berita itu di pihak yang pro atau kontra terhadap yang dikritiknya, jikalau sumber berita itu di pihak yang kontra atau beroposisi dengan pemerintah, maka sebagus apapun kebijakan pemerintah atau sebagus apapun pemikiran seorang ahli, ulama atau pakar, pasti akan selalu dipandang salah.

Sebaliknya jika sumber berita itu pro pemerintah seorang ulama, pakar, maka pasti akan selalu dibela kendati kebijakannya salah, pendapatnya keliru.


Karena itu kebencian dan kecintaan itu tidak bisa jadi alat ukur kebenaran. Mencari kebenaran itu harus adil, sesuai fakta dan data, steril dari berbagai kepentingan yang hina dan rendah. Di sinilah kita diajarkan oleh ulama salaf untuk:


انظر ما قال ولا تنظر من قال


Unzhur maa qoola wa laa tanzhur man qoola


"Lihatlah apa yang dibicarakannya, bukan siapa yang berbicara."


خذ ما صفى و دع ما كدر


​​​​​​​Khudz maa shofa wa da' maa kadaro


"Ambillah yang baik, tinggalkan yang buruk "


Cari berita atau informasi pembanding 
Carilah berita pembanding atau pendapat dari ulama atau pakar lainnya. Jangan percaya dari satu sumber saja. Jika dari beberapa sumber kredibel ternyata berita atau keterangannya cenderung sama, berarti berita atau keterangan itu layak dipegang dan dipercaya.


Kabupaten Bogor Terbaru